Siapakah yang mau disalah pahami?. Namun, kerap terjadi bahwa kitalah yang sering salah paham terhadap orang lain. Salah paham mengandung pengertian dan persepsi salah tentang orang lain, suatu kondisi, atau suatu hal. Salah paham menimbulkan prasangka yang salah.
Bila salah paham dibiarkan / tidak dikonfirmasikan pada mereka, maka hal itu membuat nama seseorang tercemar atau bisa membuat masalah tidak selesai dengan baik dan benar. Harus diakui kita sering salah paham terhadap maksud baik orang lain, hanya karena kita mendengarkan informasi yang sepotong.
Hukum alam juga berlaku dalam hidup manusia. Apa yang kita tabur, itu juga lah yang akan kita tuai. Seorang petani yang menabur jagung, tidak akan menuai semangka. Jika kita sering salah paham terhadap orang lain, maka kita pun akan mendapat balasannya.
Oleh karena itu, untuk mencegah terjadinya salah paham, ada baiknya kita belajar sabar, netral (tidak cepat menyimpulkan/ menghakimi), dan mendengarkan. Mendengarkan sebenarnya merupakan komunikasi yang lebih efektif dari pada berbicara.
Banyak orang mampu berbicara baik, namun sedikit yang mampu dan mau mendengarkan orang lain. Mendengar penjelasan / sudut pandang orang lain menuntut kesabaran tinggi. Yang mampu mendengar orang lain adalah orang yang berbahagia, karena dia pasti memperoleh upahnya, yaitu penghargaan.
(Pak Oto)-FatchurR