P2Tel

Yang berbahagia

Sarasehan P2Tel Selasa itu bertema :”Menuju Hari Tua Bahagia, Peluang dan Tantangan”. Bahagia, apa atau bagaimanakah itu? Kondisi yang bagaimanakah yang membuat seseorang itu bahagia, tentu berbeda-beda.  Ada yang berbahagia karena mencapai ‘kebebasan finansial’.

 

Setelah pensiun, bisa bermain-main dengan cucu merupakan kebahagian bagi seseorang yang lain.  Saya amati seorang rekan wajahnya memancarkan bahagia ketika dia melakukan hobbynya sekaligus mendapatkan penghasilan dari kegiatan rutinnya itu.

 

Jadi, apakah bahagia itu ? Mari kita lihat hasil riset paraahli. Gallup,  suatu lembaga penyelenggara public opinion polls pernah mensurvey untuk menjawab “warga negara manakah yang paling berbahagia di dunia”.  Diadakan di 148 negara dengan ribuan responden per negara.

 

Survey ini menyimpulkan warga yang paling berbahagia adalah bukan warga AS, Jepang, atau Inggris,  atau negara-negara ‘maju-makmur’ lain, tetapi top-nya adalah warga negara  Norwegia, Denmark, dan Swedia (Indonesia mungkin berada di urutan seratus sekian sehingga tidak disebut).

 

Warga negara Skandinavia dengan iklim yang tak ramah (hanya mendapatkan sinar matahari 6 bulan pertahun dengan masa 3 bulan membeku) itu justru menjadi warga yang paling berbahagia di dunia.

 

  1. Ryan T. Howell, Ph.D,  seorang professor psikologidari San Fransisco University meneliti hasil 30-an survey berbeda untuk mencaritahu perbedaan paling mendasar bagaimana orang yang bahagia menjalani hidup mereka dibanding orang yang tidak bahagia.

 

Hasilnya, orang bahagia adalah :

 

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version