P2Tel

Kebumen yang kuingat

Kabupaten Kebumen terletak di Jateng selatan, diapit  Puworejo dan Kroya. Dinamai Kebumen artinya tempatnya para Bumi dan keluarganya. Dulu Pangeran Bumi Dirjo saudara tiri salah satu Raja Surakarta, karena tidak setuju kebijakan keraton yang bekerja sama dg Kompeni.

 

Beliau menyingkir kedaerah yg dinamakan Kebumian atau Kebumen saat ini. Tentang ini, ada buku yg menceritakan khusus asal muasal kota Kebumen dg legenda  Joko Sangkrip yg kemudian menurunkan Bupati2 Kebumen spt a.l.  Fam Arungbinang serta Kolopaking (ingat nama Novia Kolopaking).

Kebumen,  kalah rame dg kota sebelah baratnya, kecamatan Gombong,  khususnya dalam hal industri dan kerameannya. Penduduk kotanya sebagian pensiunan dan pelajar . Mereka berpotensi, banyak yang tidak kembali setelah mendapatkan kedudukan dikota2 besar lainnya.
Sekalipun mereka punya dialek bahasa yg khas Banyumasan,  mereka umumnya percaya diri ibarat dibilang” Kebo ya men” (biarin). Dibidang kuliner, jelang sore hari banyak muncul disepanjang jalan dan disekitar alun2.

 

Mulai sate Ambal yg khas bumbunya, soto Taman Winangun yg disajikan tapa nasi karena ada perkedel Gondomononya, ada juga Golak dari getuk singkong yg digoreng dimakan dg sambal kecap bawang.
Didalam pasar Tumenggung tengah kota, ada pula nasi penggel yg dijual kemasan  bungkus sekepelan tangan ditemani kuah sayur kikil.

 

Aku yg orang Kebumen justru baru kenal nasi penggel ketika makan siang dirumah pak Sadhono di Cigadung Bandung. Tentu saja lebih istimewa,….. lecker lah.  Masih panjang ceritaku tapi hrs kuputus agar tdk membosankan. Sampai ketemu lain kesempatan. Salam akhir pekan.,  (Soenarto SA)-FR

 

Tanggapan Sadhono H

Ada sungai Lukula (Luk ula, lekuk ular) di pinggiran kota. Hampir seluruh batuannya yang putih adalah akik. Nah, bisa dibayangkan betapa ributnya sekarang. (SH)-FR

 

Disambung lagi oleh SSA

Oh iya, benar ada Kali Luk Ulo yg mengalir dari Karang Sambung hingga pantai Selatan. Masa kecilku hampir setiap minggu ber rame2 mandi terutama saat airnya lagi banjir. Masalahnya justru aku bisa berenang kalau arusnya lagi deras……., aneh ya.
Saat ini, Luk Ulo hilang keistimewanya karena ulah Genk  mbak T (inisial aja ya) yg sempat mengexplorasi pasir hingga bebatuan apapun tanpa disisakan utk  dibawa ke Jakarta. Kalau perlu akik ini   harus  kehulu di Karang Sambung.
Bicara wisata, Kebumen punya tujuh pantai, dari timur kebarat ada Mirit (segara anakan), Ambal (tempat pacuan kuda), Bocor (petilasan tapa pendem  Djoko Sangkrip), pantai Bercong dg pasar Undur undurnya, Petanahan dg kue Sabun, Karang Bolong dg sarang burung Lawetnya dan Pantai Logending yg indah ditepian  bukit (ingat terowongan KA Ijo).

 

Sedangkan didaerah utara Kebumen, ada pemandian air panas Krakal, gua Semar, Karang Sambung sampai Waduk Sempor. Dari sekian banyak Bupati, yg terasa menonjol kinerjanya adalah Ibu Rustriningsih (mantan Wagub) shg ada TV lokal Kebumen tempat warga bisa berdialog dg Kepala Daerahnya tiap pagi sambil ngopi, Sayang ibu ini sekarang hilang dari percaturan. Kutulis semua ini krn berlomba dg lupa. Maaf kalau membosankan, dan wassalam. (Soenarto. SA)-FR

 

Diimbuhi SH

Pak Narto, Tahun 1962 saya mbengikuti orang tua, pindah dari kota kecil (saat itu) Cepu ke Kebumen. Langsung ajaran baru kelas 1 SMA Negeri Kebumen. Baru masuk saya di cap Bandek, istilah orang yang logatnya bukan logat setempat.

 

Tapi dengan cepat saya sudah tune-in dan tidak bandek lagi. Sekarang pun saya masih bisa menirukan Kasino almarhum menyanyikan Jenang Gula dengan logat Kebumen. Hehehe,

Salah satu yang berkesan adalah tanah sebelah utara Alun-alun. Dulu ada sisa pagar tembok tebal dan di luarnya berjajar pohon-pohon Gayam raksasa, perlu dua orang dewasa untuk
merangkul pohon-pohon tua tadi. Dibalik pagar ada kebun ketela.

Kini di tempat itu telah berdiri sebuah pendopo dan bangunan megah. Mungkin pak Narto bisa share sejarah tempat itu kepada kita semua ….. sebelumnya terima kasih. (Salam.-SH)-FR

 

Ditambah lagi oleh SSA

Wah ini test apa test, saya kok ya lupa kalau ada archeolog Kebumen dimilis ini. Bicara sejarah saya hanya mengandalkan cerita orang tua. Dibalik tembok tebal yg pak Sadhono maksud adalah komplek bangunan kabupaten, ada bekas gedung kandang kuda dsb yg lalu jadi kantor dan sekolahan.
Dizaman sekarang kantor Pemda ada disebelah timur Alun alun bersama gedung DPRD dan Kehakiman.
Ada yg menarik dijalan pintu masuk komplek Pendopo Kabupaten ini adalah adanya tugu yg berukiran huruf Jawa.

 

Kalau nggak salah bunyinya.” Setra jendra jayaningrat” sampai sekarang masih dilestarikan. Adapun mnrt alhm bapak sesungguhnya ada makam Arum Binang ke .. yg berada didesa Jagapaten sblh selatan wonosari yg mungkin tdk diketahui PEMDA Kebumen krn nisannya hanya batu bata tanpa nama. Wallohualam bi showab. (SSA)-FR.

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version