P2Tel

Pindah alamat KTP

Akhirnya setelah menunggu lebih dari dua minggu, surat pindah dan biodata kependudukan dari Kodia Bandung dikirim juga ke Jogja. Selama itu saya tidak memegang KTP asli, ke mana2 hanya berbekal KTP copy dan SIM. KTP elektronik lama yang pernah saya banggakan juga ikut dikirimkan. Hanya tepi kanan bawah sudah digunting dan dinyatakan tidak berlaku lagi.

Berbekal surat pindah, saya sowan pak RT Gundengan dan oleh beliau langsung saya dibuatkan surat pengantar. Kemudian saya minta tanda tangan pak RW dan pak Dukuh. Kebetulan hari Sabtu, tidak ada yang ngantor, semuanya bisa saya bereskan satu hari.

Saya baru bisa ke kantor desa Selasa, itu setelah lebih dari jam 10. Di kantor Desa, ada pemisah yang jelas antara ruang pegawai dan ruang pengantri, saya diminta menunggu lumayan lama. Ternyata petugas berdasarkan data-data yang saya bawa, telah mengisi banyak formulir, saya tinggal tanda tangan.

 

Pak Kepala Desa bahkan sudah menandatangani surat permohonansaya. Formulir tersebut antara lain, Surat permohonan menjadi penduduk, surat permuhonon pembuatan KTP baru dan KK baru.Berkas yang sudah terisi lengkap itu kemudian saya bawa kekantor Kecamatan, bagian pelayanan kependudukan.

 

Disinipun ada batas yang tegas setinggi dada, antara ruang petugas dan publik. Saya dilayani seorang ibu tua yang sudah sepuh danberkerudung. Saya diminta menunggu sebentar, setelah dicatat,saya diberi penjelasan yang cukup jelas.

 

Ternyata foto untuk KTP, saya keliru. Untuk tahun kelahiran ganjil, foto saya harus berlatar belakang merah, bukan biru. “Kalau bapak bisa selesai hari ini di Kantor Catatan Sipil, KTP bisa keluar besok”,katanya.

 

Sebelum saya sempat menyangsikan ucapannya, ibu itu masih melanjutkan, “Silahkan ke kantor Catatan Sipil pak, bisa ditunggu kok”. Ketika saya tanyakan beaya, ibu ini menjawab bahwa tidak ada biaya. Berkas saya bawa ke Kantor Catatan Sipil yang terletak di komplek perkantoran Kabupaten Sleman, lumayan jauh dari Kantor Camat.

 

Disain kantornya adalah meja melingkar, membatasi ruang petugas dan public. Fungsi meja berbeda antara satudengan yang lain. Ada pelayanan membuat akte. Ada meja untuk urusan kawin cerai. Dan, tentu saja ada meja untuk melayani soal kependudukan.

 

Satu pengawas duduk di pusat lingkaran ditengah. Semua serba terbuka. Pengunjung bisa melihat semua proses. Kebetulan saya sampai disana jam 12:00 jadi para petugasnya sedang istirahat.Tepat jam 13:00 para petugas dengan sigap berdatangan dan duduk di meja. Dari seragamnya saya kira mereka karyawan outsourcing.

 

Giliran saya dipanggil, diperiksa kelengkapan berkas saya, kemudian karena ada foto yang saya klip siatasnya, saya jelas bisa mengikuti kemana saja berkas saya itu diproses. Saya diberi sobekan ticket warna kuning, sedang potongannya dijepret bersama berkas saya.

Betul juga, saya kemudian dipanggil dan diminta menanda tangani buku penerimaan berkas bio data dan ijin menjadi penduduk yang di tanda tangani oleh Bapak Kepala Dinas. Saya tidak dipungut biaya di sini. Kemudian segera meluncur kembali ke kantor Kecamatan yang letaknya beberapa km di utara.

 

Tapi sebelumnya saya singgah dahulu di foto studio untuk berfoto lagi, kali ini dengan latar belakang yang benar: warna merah. Sampai di Kecamatan, sudah sore. Sepi. Saya lihat ibu yangmelayani saya sudah berada di motornya dan bersiap-siap pulang.

 

Tapi ketika ia melihat saya datang, dilepasnya helm-nya, diambil kembali tas yang sudah sempat dicantolkan di motornya. Diajaknya saya kembali ke kantor yang sudah tutup. Dibukanya
kembali kantor itu. Dicatatnya berkas saya.

 

Kemudian saya diberikan sebuah tanda terima. Besok sekitar jam satu siang KTP sudah bisa diambil pak. Sedang Kartu Keluarga diperlukan kira-kira satu minggu lagi pak. Wow? Pengalaman satu hari yang lumayan cape-nya namun besar hasilnya. Salam. (Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version