ROKOK rasa mentol dapat dikatakan lebih berbahaya dari rokok biasa karena rasa yang ditambahkan ke dalam rokok tembakau membuat otak lebih sensitif terhadap nikotin dan menimbulkan kecanduan berlebih.
Pada penelitian lain dibuktikan, orang yang biasa merokok mentol lebih sering dan lebih kecil kemungkinan untuk berhenti. Kini ilmuwan mengetahui bahwa ternyata perasa mentol dapat mengubah otak menjadi lebih sensitif terhadap nikotin.
Mentol menyebabkan reseptor nicotinic, bagian dari otak yang sensitif terhadap nikotin, semakin berkembang. Mentol meningkatkan sifat adiktif nikotin, (sumber: laporan New Scientists, dikutip Dailymail). Dari studi baru, peneliti ingin memahami bagaimana mentol mungkin mengubah otak.
Mereka menemukan tanpa nikotin, mentol dapat meningkatkan jumlah reseptor nicotinic di otak. Penelitian yang diujicoba ke tikus, lab membuktikan bahwa, mentol meningkatkan 78% pembesaran di daerah tegmental ventral di otak. Jika efeknya sama pada manusia, ini menjelaskan mengapa perokok mentol lebih sulit berhenti dari perokok rokok tanpa rasa.
Anak muda yang merokok mentol, dalam penelitian lain, ditemukan hampir dua kali lipat merokok lebih banyak rokok tembakau. Mereka rata-rata merokok 43 batang rokok dalam seminggu, daripada rata-rata 26 batang rokok yang dihisap oleh pengguna non-mentol.
Menurut persepsi, daya tarik rokok menthol kalangan muda karena rokok menthol dirasa kurang berbahaya dari rokok biasa, padahal tidak demikian. Perokok mentol hampir 3x lebih mungkin untuk mengatakan, mereka tetap merokok hingga beberapa tahun kedepan, artinya lebih rentan kecanduan.
Dengan fakta itu timbul kekhawatiran, popularitas rokok mentol yang tinggi di kalangan muda justru menghambat kemajuan pencegahan merokok di kalangan anak2. Salah satunya karena banyak dari mereka lebih sering melakukan eksperimen mencoba berbagai rokok mentol dari rokok biasa.
Semoga ini dapat menjadi perhatian kita semua, terutama bagi anda yang ingin berhenti dari kebiasaan buruk merokok, dan justru mengalihkannya ke rokok menthol, karena saat ini sudah jelas bahwa itu adalah persepsi yang keliru. (Eko Nurdyan Syam; http://m.kompasiana.com/post/read/711416/3/rokok-mentol-justru-lebih-berbahaya-dibanding-rokok-biasa.html)-FatchurR