KOMPAS.com – Semua orang tahu kalau mengeluh itu enggak ada gunanya. Bocah kecil tetangga saya aja tahu kalau yang namanya ngeluh itu lebih banyak mudaratnya daripada faedahnya.
“Jangan mengeluh mama”, katanya ke ibunya. “Daripada ngeluh mendingan beliin adek jus”, lanjutnya, enggak nyambung dan enggak jelas ini niru khotbah ustad atau niru iklan minuman.
Ngeluhin hal yang enggak bisa diubah itu sama kayak ngegosipin artis sama tembok. Tetapi bagaimana kalau saya bilang, ternyata ada jenis- jenis keluhan tertentu yang bisa dijadikan bermanfaat, bahkan dijadikan sumber duit?
Kalau itu betul, maka saya menyarankan pada Anda untuk lebih meneliti keluhan- keluhan Anda, siapa tahu, ada yang berpotensi dijadikan duit!
Tahun 2005, tiga anak muda di San Fransisco punya keluhan besar. Menurut cerita, keluhan ini muncul saat mereka mencoba mencari video dari insiden di Super Bowl yang melibatkan Janet Jackson di tahun 2004 sebelumnya, dan tidak menemukan di mana pun di internet. Lalu keluhan yang sama muncul lagi, waktu mereka mencoba mencari video tentang Tsunami 2004 di internet, yang susahnya setengah mati.
“Gimana sih, kejadian sebesar ini kok nggak ada videonya. Kan kita pengen lihat dokumentasinya.” kurang lebih mungkin begitulah keluhan mereka. “Payah nih, internet. Mustinya bisa dong, orang upload dan nonton video di internet. Gimana sih?” keluh mereka lagi.
Nah. Apa yang terjadi berikutnya adalah titik penentu yang membedakan antara keluhan yang tidak berguna, dan sikap terhadap keluhan yang bisa diubah jadi sumber duit. “Eh, kalau memang nggak ada, kenapa nggak kita bikin aja?” pikir mereka.
Dan merekapun bersatu, untuk mewujudkan ide mereka. Membuat situs upload video untuk publik, yang satu tahun kemudian dibeli oleh Google seharga 1,65 miliar dollar AS, yaitu YouTube.
Contoh kasusnya terlalu jauh? Kalau begitu bagaimana kalau contoh yang lebih dekat?
Beberapa tahun lalu, seorang teman saya yang suka makan ikan, mengeluhkan sulitnya mencari warung makan ikan bawal yang enggak amis, enak, tapi murah di Bandung.
Ke teman- temannya, ia terus mengeluhkan, kenapa makan ikan di Bandung harus mahal dan sulit? Mestinya ada warung yang bisa menyediakan ikan enak, murah, segar.
Saat itulah dia menyadari bahwa keluhannya ternyata adalah peluang bisnis yang tersembunyi, dan mulai melakukan langkah lanjutan untuk menyikapi keluhannya, dengan bekerjasama dengan teman- temannya membuat warung Ikan Bawal “Reds Dipo”.
Saat ini, “Reds Dipo” di Bandung sudah berkembang menjadi restoran yang dipenuhi pelanggan setia, termasuk saya, yang ingin mencari makanan ikan bawal!
Lain cerita, seorang rekan saya, seorang anak muda pengusaha start up sejak dulu sering mengeluhkan macet di Jakarta. Setiap dia keluar dari rumahnya ke kantor, dia kena macet. Keluar untuk ketemu calon klien, kena macet lagi. Keluar untuk pulang, daaaaaan, kena macet yang lebih seru lagi. Akhirnya ia sering meninggalkan mobilnya di rumah atau kantor dan berkeliling naik ojek. Tetapi lagi- lagi, dia menemukan hal lain untuk dikeluhkan.
“Males banget nego- negoan sama tukang ojeknya”. “Males banget kalo tukang ojeknya suka keringetan bau”. “Males banget pake helm bekas orang”.
Dia bahkan sempat mengeluhkan tentang sulitnya mencari ojek, dan alangkah asiknya kalau ada aplikasi smartphone buat memesan ojek.
Nahhh, disinilah terdapat perbedaan antara sikap terhadap keluhan yang nggak bermanfaat dan sikap terhadap keluhan yang bisa berpotensi jadi duit!
Teman saya sudah menemukan celah dan peluang yang bisa dimanfaatkan. Dia punya ide untuk memanfaatkannya. Tetapi dia tidak melakukannya!
Untuk teman saya, keluhan itu hanya tinggal keluhan, sementara untuk orang lain, keluhan yang sama bisa menjadi motivasi dan peluang besar untuk membangun profesi baru dan menjadi sumber income.
Saat Go Jek, aplikasi dan jasa untuk memanggil ojek muncul dan tumbuh pesat di Jakarta belakangan ini, teman saya menghubungi saya seperti kebakaran jenggot dan dengan heboh bilang, “Ded, ded! Ini ide gua niih yang dulu! Lu inget nggak? Ini ide guaa nih!”
Dan dengan tenang saya menjawab, “Idenya sih sama, tapi lu nggak nge- follow up. Jadi sayangnya nggak ada artinya bro.”
Ada beberapa jenis keluhan yang memang tidak berguna, tetapi ternyata ada beberapa jenis keluhan yang bisa jadi berguna.
Keluhan tertentu kadang sebenarnya adalah tanda- tanda dan sinyal peluang, bahwa adanya kebutuhan pasar, untuk jasa atau produk tertentu, yang bakal membantu situasi yang sedang Anda keluhkan itu!
Saat Anda menemukan diri Anda mengeluhkan sesuatu, tanyakanlah dua hal pada diri Anda.
“Apakah ada yang bisa saya lakukan terhadap hal ini?”
“Apakah saya bisa menyediakan solusi terhadap hal ini yang bermanfaat untuk orang lain?”
Dan langsung bertindak secara nyata untuk memanfaatkan peluang yang Anda temukan! Ubah keluhan Anda menjadi profesi dan sumber income!
*Dedy Dahlan adalah seorang passsion coach yang juga penulis best seller dari buku Lakukan Dengan Hati, Ini Cara Gue, dan Passion!–Ubah Hobi Jadi Duit, yang dikenal luas dengan gaya penulisan dan gaya panggungnya yang jenaka, nyeleneh, blakblakan, kreatif, dengan materi praktikal. Biasa dipanggil Coach D, ia adalah anggota dan coach tersertifikasi dari ICF (International Coach Federation), yang memusatkan diri pada pengembangan passion dan profesi.
Memperkenalkan metode PIPO Passion Coaching-nya sebagai pembicara di ICF’s Indonesia Coaching Summit 2013, Coach D adalah inisiator dari konsep “Fun Learning” dan “Passion Based Office”, serta kerap menggunakan skill stand up comedy dalam training dan seminar-seminarnya. FB Page: coachdedydahlan
(Dedy Dahlan; Erlangga Djumena; http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/06/11/060700226/Mengubah.Keluhan.Menjadi.Sumber.Duit?utm_campaign=related_left&utm_medium=bp&utm_source=bisniskeuangan)-FatchurR