P2Tel

Mitos tentang Diet Golongan Darah

Teori Diet Golongan Darah Temuan besar Dr. Peter J. D’Adamo perihal diet golongan darah ini hingga kini menjadi kontroversi di dunia kedokteran. Secara medis temuan tersebut tidak berdasarkan evidence base medicine atau kejadian medis berbasis bukti. Dalam era modern dunia kedokteran, setiap tindakan dan terapi medis harus berdasarkan penelitian secara ilmiah.

 

Bila tak terbukti maka pendapat dan teori tersebut belum layak digunakan dalam masyarakat. Dr. Peter J. D’Adamo naturopatis dari Stamford, Connecticut Amerika pada tahun 1996 di Amerika mengenalkan cara baru diet dengan mendasarkan pada golongan darah manusia.

 

Meski seorang dokter tapi dalam kehidupan professional se-hari2 bergerak di bidang terapi alternatif atau non medis. Namun diangkatnya teori dan berbagai penelitian oleh Dr. Peter J. D’Adamo, tidak sesuai kaidah ilmu kedokteran dan tidak termasuk penelitian yang memenuhi kelayakan ilmiah.

 

Sampai saat ini, belum dijumpai hasil penelitian golongan darah dalam pubmed online atau publikasi penelitian ilmiah online yang diakui dunia medis internasional. Penelitian yang diterima secara ilmiah harus memenuhi berbagai kelayakan penelitian, seperti uji klinis kasus control (double blind study), metodologi penelitian dan sebagainya.

 

Di bidang kedokteran memang telah diakui adanya reaksi simpang makanan yang dialami oleh banyak individu manusia. Reaksi simpang makanan adalah reaksi yang tidak diinginkan terhadap makanan yang ditelan. Reaksi ini dapat merupakan kumpulan gejala yang mengenai banyak organ dan sistem tubuh yang ditimbulkan oleh paparan terhadap makanan.

 

Berbagai organ tubuh yang terganggua dapat berupa diare, nyeri perut, konstipasi (sulit berak), asma, nyeri tulang, berat badan sulit naik, sakit kepala, badan lemas. Bahkan berbagai temuan ilmiah menyebutkan bahwa makanan tersebut ternyata dapat menganggau otak dan perilaku manusia, seperti sakit kepala, migrain, gangguan konsentrasi, gangguan emosi, agresifitas mengikat, gangyuan tidur dan gangguan perilaku lainnya.

 

Bahkan berbagai penelitian biomolekular tentang penghindaran makanan terhadap penderita autism dan ADHD, yang ternyata menghasilkan perbaikan gejala yang bermakna. Tetapi penghindaran makanan tersebut bukan karena berdasarkan golongan darah tetapi setiap orang berbeda karakteristiknya.

 

Bila dicermati bila siapapun orangnya dengan golongan darah apapun akan berhasil jika mengalami beberapa masalah kesehatan tertentu bila mengikuti diet golongan darah tersebut akan berhasil. Karena semua yang dihindari sebagian besar ternyata termasuk golongan allergen.

 

Atau penyebab reaksi alergi atau reaksi simpang makan penyebab berbagai gangguan tubuh manusia.

(Widodo Judarwanto; http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2013/09/16/10-mitos-kesehatan-yang-tidak-pernah-terbukti-kebenarannya-592947.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version