KOMPAS.com – Berpuasa bukan halangan untuk ber-OR. Olahraga dapat disiasati meski tidak minum dan makan dari pagi hingga sore hari atau waktunya berbuka puasa. Dokter Spesialis Kedokteran OR Hario Tilarso menyarankan, saat berpuasa tidak perlu OR yang menguras tenaga.
“Kalau merasa enggak kuat, lebih baik mengurangi jam latihan dan intensitas,” ujar Hario di Jakarta beberapa waktu lalu. Misalnya, jika sebelumnya dalam satu hari menghabiskan waktu satu jam berolahraga, bisa dikurangi menjadi 30 menit saja.
Gerakan tubuh pun bisa dikurangi menjadi lebih ringan. Misalnya, perlambat gerakan atau langkah ketika olahraga lari dan perlambat kayuhan saat bersepeda. Pilihlah gerakan yang tidak membuat Anda kelelahan.
Mengenai waktu ber-OR, boleh dilakukan pagi hari jika telah terbiasa. Namun, OR pagi dikhawatirkan menimbulkan rasa haus. Pada pagi hari, hindari OR yang akan mengeluarkan banyak keringat. Anda bisa mengalami dehidrasi, karena tidak ada asupan cairan hingga sore hari selama berpuasa.
Bagi yang tidak terbiasa, waktu olahraga yang aman bisa diganti menjadi sore hari, yaitu beberapa jam sebelum waktunya berbuka puasa. “Mulai pukul 17.00, nanti pukul 18.00 sudah buka puasa. Jadi begitu selesai olahraga, bisa langsung buka puasa,” terang Hario.
Saat berpuasa, olahraga pun sebaiknya tetap dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu. Olahraga bisa jadi agenda ‘ngabuburit’ atau kegiatan mengisi waktu sambil menunggu waktunya berbuka puasa. Tubuh akan merasa lebih sehat dan bugar selama bulan puasa. (Dian Maharani; Bestari Kumala Dewi; http://ramadhan.kompas.com/read/2015/06/18/135035623/kiat.olahraga.saat.berpuasa)-FatchurR