IDUL FITRI hadir sebagai penutup ibadah Ramadhan. Kita merayakan dengan bahagia. Sudah benarkah sikap dan cara kita selama ini memaknai, dan merayakan Idul Fitri? Ini yang harus selalu menjadi bahan renungan dan muhasabah.
Mari kita tengok pemaknaan di masyarakat. Ada yang memelesetkan idul fitri (lebaran) jadi hari bubaran dengan arti, bubar : Puasanya, ke masjidnya, baca Qur’annya, dan seterusnya. Artinya bubar Ramadhan-nya berarti bubar pula ketaatannya.
Banyakjuga yang memaknai lebaran ini identik dengan serba barur; baju, celan, jilbab dan lain2 serba baru. Ada juga yang tidak paham Idul Fitri melainkan sekadar pesta kembang api. Meski yang disebut terakhir ini sudah sangat berkurang sekarang jika dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu.
Berdasarkan kebiasaan masyaraka, selama ini terbangun opini yang sulit diubah, yakni idul fitri itu sama dengan mudik masal untuk berkumpul handai tolan. Pada hari raya hampir bisa dipastikan di setiap rumah muslim makanan dan jajanan selalu banyak dan bermacam ragam.
Disamping itu telah terbentuk pula kebiasaan yang sudah merata di masyarakat kita bahwa, hari idul fitri adalah hari salam salaman, hari maaf maafan, hari saling beranjang sana dan bersilaturrahim antar keluarga, kerabat, handai tolan, tetangga dan sahabat.
Itu sekelumit gambaran pemaknaan seputar hari raya idul fitri di masyarakat kita. Bukan berarti itu salah. Sebagiannya adalah benar, seperti kebiasaan silaturrahim. Namun jika yang kita pahami dari idul fitri yang pelengkap ibadah Ramadhan, hanyalah yang seperti itu saja, tentu sangat tidak tepat.
Nah, sebagai salah satu syi’ar Allah yang istimewa, idul fitri bermuatan makna dan hikmah istimewa.
Saya ingin mengajak para jamaah dan seluruh kaum muslimin dan muslimat untuk mentadabburi dan merenungkan tentang beberapa hikmah besar di balik momentum syi’ar hari raya idul fitri ini :
1. Hikmah Kegembiraan dan Kesyukuran
2. Hikmah Ketauhidan, Keimanan dan Ketaqwaan
3. Hikmah Kefitrahan
4. Hikmah Kepedulian
Maka marilah hikmah kebersamaan dan persatuan yang menjadi salah satu ruh ibadah Ramadhan dan esensi iedul fitri ini, kita pertahankan dan tingkatka, sehingga jadi karakter tetap diri kita sebagai kaum mukminin yang senantiasa bersaudara secara harmonis dan mesra.
Itulah 5 hikmah penting dari amaliah ibadah Ramadhan dan keindahan idul fitri yang seharusnya kita nikmati dan dapatkan. (Ustadz Mudzoffar; https://ustadzmudzoffar.wordpress.com/2012/06/28/5-hikmah-idul-fitri/)-FatchurR