Dalam IDUL FITRI, sering kita dengar atau membaca ucapan atau tulisan : “MOHON MAAF LAHIR & BATHIN ”. Seolah-olah saat Idul Fitri hanya khusus dengan ucapan semacam itu. Suatu hal yang keliru, karena Idul Fitri bukan waktu khusus saling maaf memaafkan. Memaafkan bisa kapan saja tidak terpaku Idul Fitri.
Tidak ada satu ayat Qur’an atau Hadits yang menunjukkan keharusan mengucapkan “ Mohon Maaf Lahir dan Batin ” yang berkaitan dengan Idul Fitri. Yang keliru saat Idul Fitri, yakni dengan mengucapkan :
“MINAL ‘AIDIN WAL FAIZIN”.
Karena arti dari ucapan tersebut adalah “kita kembali dan meraih kemenangan ”. Lalu kita akan kembali kemana ? Kembali kpd ketaatan atau kembali kpd kemaksiatan ? Kalau meraih kemenangan ? Kemenangan apa ? Apakah kita melawan bulan Ramadhan hingga kita bisa kembali berbuat keburukan ?
Satu hal lagi yang kiranya mesti dipahami, setiap kali ada yang mengucapkan ” Minal ‘Aidin wal Faizin”, lantas diikuti dengan kalimat “ Mohon Maaf Lahir dan Batin ”. Karena mungkin kita menduga pada ucapan pertama mempunyai arti seperti pada kalimat sambungannya.
Jika kalimat itu disampaikan pada saudara-saudara seiman kita yg berada di Pakistan, Turki, Saudi Arabia atau negara-negara lain…pastinya mereka tidak faham. Dari sisi makna kalimat ini keliru sehingga sudah sepantasnya kita hindari.
Ucapan yang lebih baik dan dicontohkan langsung oleh para sahabat Rasulullah SAW, yaitu :
“Taqobbal Allahu minna wa minkum ” ( Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian )
Jadi lebih baik, ucapan yg kita kirim via media sosial : ” Selamat Idul Fitri. Taqobbal Allahu minna wa minkum ” ( Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian ); atau :
“Taqabbalallahu Minna wa Minkum, Shiyamana wa Shiyamikum wa Ahalahullahu ‘Alaik”.
(Semoga Allah menerima amalan dari kami dan darimu, juga diterima-Nya puasaku dan puasamu sekalian, serta semoga Allah menyempurnakannya)
jika pun sudah terbiasa dengan ucapan MINAL AIDIN WAL FAIDZIN maka ucapkanlah dengan “Ja‘alanallahu Minal Aidin wal Faidzin” , yang artinya : (semoga Allah menjadikan kita bagian dari orang-orang yang kembali fitrah/suci & orang-orang yang menang); menang dalam mengendalikan hawa nafsu.
Dari Jubair bin Nufair, ia berkata bahwa jika para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berjumpa dengan hari ‘ied (Idul Fithri atau Idul Adha), satu sama lain saling mengucapkan, “Taqobbalallahu minna wa minka (Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian).”
Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. (Sukma budiman; Ujungberung; Arya Abie Adham; http://websta.me/n/hijabnyawinda?lang=en)-FR