KOMPAS.com – Ortu kerap merasa bersalah, langsung atau tidak, jika anak mereka terlalu lengket gadget, televisi, atau main video games, ketimbang berinteraksi di dunia nyata. Terlalu sering menggunakan gadget telah dibuktikan berdampak negatif pada kemampuan sosial, emosional, dan intelektual anak.
Karena itu para ahli perkembangan anak mengingatkan para orangtua untuk membatasi waktu anak menggunakan media elektronik sebelum efek kerusakan terjadi. Susan Stiffelman, terapis keluarga, mengatakan bahwa orangtua di zaman modern ini tidak siap dengan tekanan dan efek adiksi yang ditawarkan oleh dunia online.
“Sebagai orangtua, kita punya kesempatan untuk membimbing anak-anak sehingga mereka bisa memiliki kebiasaan yang membantu anak bisa menggunakan media digital tanpa harus tertelan,” kata Stiffelman.
Salah satu cara sederhana untuk mencegah anak menjadi kecanduan pada gadget adalah dengan tidak memberikan anak ponsel dan televisi di kamarnya. “Bahkan tidak ada kata terlambat untuk menerapkan batasan waktu menggunakan gadget pada remaja,” kata Steven Gortmaker dari Harvard School of Public Health.
Dr.Steiner-Adair, penulis buku The Big Disconnect: Protecting Childhood and Family Relationships in the Digital Age, mengatakan ada dua jenis perilaku orangtua yang berpengaruh besar pada kecenderungan anak kecanduan gadget.
Tipe orangtua pertama adalah mereka yang juga lekat dengan gadget. Mereka langsung merespon jika ada bunyi notifikasi di gadgetnya, menerima dan segera membalas email, dan eksis memperbaharui laman media sosialnya.
Tipe orangtua yang lainnya adalah yang gagal membuat aturan dan juga menegakkan aturan tersebut pada anak-anaknya.
Anak-anak belajar dari contoh yang diberikan orang di sekitarnya, bahkan cenderung meniru perilaku orang dewasa. Anda mungkin tanpa sadar sibuk chatting atau membaca-baca gadget saat sedang menemani anak bermain.
“Sebaiknya gunakan perangkat gadget saat anak sudah tidur, saat anak di sekolah, atau sebelum anak terbangun,” katanya.
Dalam wawancara yang dilakukan pada 1000 anak untuk penulisan bukunya, salah satu anak mengatakan ia merasa bosan dengan orangtuanya.
“Aku merasa bosan karena ayah selalu mengetik pesan, ngobrol di telepon, setiap waktu, bahkan saat berada di dalam lift,” kata anak berusia 4 tahun yang menyebut smartphone ayahnya “ponsel bodoh”.
Dr.Jenny S.Radesky, dokter anak di Boston dan timnya mengamati 55 kelompok ortu-anaknya saat berada di restoran. Ternyata sekitar 40 orangtua langsung mengecek ponsel mereka begitu duduk di restoran dan sibuk menggunakan ponsel sepanjang waktu makan. Hanya sedikit perhatian yang diberikan untuk anak.
Fenomena serupa juga mungkin sering kita lihat di sekitar kita. Padahal, saat orangtua mereka “sibuk”, anak-anak cenderung lebih bertingkah untuk menarik perhatian orangtuanya. Orangtua juga kerap tidak sadar bahwa mereka kurang memberi perhatian pada anak mereka, terutama pada beberapa waktu kritis. Misalnya saat menjemput dan mengantar anak ke sekolah.
Waktu tersebut seharusnya bebas dari ponsel, bukan hanya bagi anak tapi juga orangtua. Demikian juga halnya saat orangtua pulang ke rumah sepulang kerja.
“Mereka seharusnya masuk ke rumah dalam keadaan ponsel mati dan tidak menggunakannya satu jam setelah sampai di rumah agar bisa terkoneksi dengan anggota keluarga. Anak-anak membenci kata ‘hanya mengecek’ ponsel yang sering dilakukan orangtua mereka,” ujarnya.
Mulailah menetapkan aturan waktu bebas gadget dalam sehari, misalnya satu jam sepulang sekolah dan satu jam sebelum tidur. Gadget juga sebaiknya dijauhkan dari meja makan.
“Lakukan aktivitas nyata antara orangtua dan anak, biarkan anak tahu bahwa mereka layak mendapat perhatian. Lakukan kegiatan bersama untuk menguatkan ikatan,” kata Stiffelman.
Ortu juga pegang kendali mengontrol waktu yang dihabiskan anak dengan gadgetnya. Perangkat gadget bisa dimatikan kapan saja, ortu perlu memonitor penggunaan gadget dan memastikan aturan yang dibuat bersama disepakati. (Lusia Kus Anna; www.nytimes.com; dan http://health.kompas.com/read/2015/07/16/120000923/Bagaimana.Mengurangi.Waktu.Anak.Bermain.Gadget.Mulailah.dari.Orangtua)-FatchurR