Seorang raja beserta pengiringnya berpapasan dgn seorang pengemis. Sang raja menyapa pengemis ini,
“Apa yg kau minta?”
Pengemis berkata, “Tuanku bertanya seakan tuan mampu…”
Sang raja merasa tersinggung “Tentu saja aku mampu!”
Si pengemis bilang : “Jangan sembarangan berjanji, Tuan…”
Rupanya dia bukan sembarang pengemis. Namun raja tidak merasakan hal itu.
Timbul rasa angkuh & tak senang di diri raja, “Apapun juga. Aku orang kaya-raya”
Si pengemis keluarkan mangkuknya dan omong: “Tuanku tolong isi ini..”
Raja jadi geram & segera perintahkan bendahara u/ mengisi penuh mangkuk dgn emas.
Anehnya, emas dalam pundi² besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk si pengemis.
Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian dll telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar dan berlubang.
Akhirnya sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis. Terbata² ia bertanya,
“Tolong jelaskan terbuat dari apakah mangkukmu ini?”
Pengemis itu menjawab sambil tersenyum ; “Mangkuk ini terbuat dr keinginan manusia yg tanpa batas. Itulah yg dorong manusia selalu bergelut dalam hidupnya.
Ada kegembiraan dan gairah memuncak di hati, dikala engkau inginkan sesuatu. Saat akhirnya engkau telah mendapatkan keinginan itu, semua yg telah kau dapatkan itu seolah tidak ada lagi artinya bagimu.
Semua hilang ibarat emas intan berlian yg masuk dlm mangkuk yg tak beralas itu.
Begitu seterusnya saat datang keinginan baru. Orang tidak pernah merasa puas.
Power tends to corrupt; Kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak.
Raja bertanya lagi ; “Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?”
“Tentu saja ada. Yaitu selalu BERSYUKUR. Jika engkau pandai bersyukur, dan selalu rajin MEMBERI, maka akan semakin banyak rasa KEBAHAGIAAN yg kau dapatkan”,ucap sang pengemis itu
Pesan Moral :
Selalu berupayalah bersyukur dlm segala hal dan dlm kondisi bagaimanapun. (Hanny Purwanto-72; )-FR