MANILA, KOMPAS.com — Seorang pria India pengelola organisasi kemanusiaan yang mendistribusikan pakaian bekas para narapidana agar dapat digunakan masyarakat miskin menjadi salah satu penerima Penghargaan Ramon Magsaysay tahun ini.
Organisasi amal yang didirikan Anshu Gupta (44) itu juga membuat pembalut kebersihan murah untuk membantu 70 persen wanita India yang tidak mampu mendapatkan barang tersebut.
Pemenang penghargaan lainnya, Kommaly Chnathavong, dari Laos, menghidupkan kembali seni kuno menenun sutra untuk membantu penciptaan ribuan pekerjaan bagi penduduk yang kehilangan tempat tinggal karena perang.
Penghargaan Magsaysay tahun ini juga diberikan kepada seorang pegiat antikorupsi India, warga Burma, dan seorang warga Filipina.
Tahun 2014, Saur Marlina Manurung atau Butet “sokola rimba”, mendapatkan penghargaan ini karena menggagas pendidikan untuk anak-anak suku asli yang tinggal di pedalaman rimba Jambi.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mendapatkan Magsaysay, yang dipandang sebagai Hadiah Nobel versi Asia, pada 2013 karena dinilai sukses melakukan kampanye antikorupsi di Indonesia.
Penghargan dari Filipina ini mulai diberikan pada 1957 untuk menghormati prestasi seseorang atau kelompok yang berhasil mengubah masyarakat menjadi lebih baik. (Ervan Hardoko; BBC Indonesia; http://internasional.kompas.com/read/2015/07/29/22202411/Pembuat.Pembalut.Murah.untuk.Warga.Miskin.Raih.Penghargaan.Magsaysay?utm_source=nasional&utm_medium=cpc&utm_campaign=artbox)-FatchurR