P2Tel

Telkom gagal?

Potensi tenaga staf Telkom itu hebat2, yang dibutuhkan adalah pimpinan yang bisa memanfaatkannya dan yang terpenting merombak budaya perusahaan sehingga mementingkan pelayanan, bukan jor-joran untuk menonjol nomor satu dalam teknologi, pendapatan, dsb, yang saat ini kita lihat.

TELKOM pernah mempunyai Dirut yang bagus seperti pak Cacuk Soedariyanto alm dan pak Setyanto Pr. Sayangnya mereka digeser karena tidak bisa diatur begitu saja oleh yang punya kuasa dan Negara, justru untuk berlaku adil, transparan, dan memacu staf untuk maju dengan ganjaran prestasi.

TELKOM kurang atau tidak berambisi untuk mengejar ketertinggalannya dalam berbagai layanan global, dan kurang berambisi untuk merebut peluang regional dan global, puas dengan menjadi jago kandang.
TELKOM mempunyai potensi bagus untuk merangkul pesaing2nya dan bersatu untuk menghadapi persaingan regional dan global.

 

Misalnya apabila untuk jaringan akses SO ke luar negeri bersatu, maka akan jauh lebih murah daripada masing2 menonjolkan akses sendiri2 (glondongan lawan eceran).

Telkomsel sudah didirikan sejak Orde Baru di awal 90an, dan menjadi kuat karena membangun di daerah dahulu, dan setelah menguasai jaringan ke daerah2, baru masuk Jakarta, dimulai bu Koesmarihati sebagai Dirutnya

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version