P2Tel

Cita2 Daneswaari Kapolsek termuda

SEMARANG, KOMPAS.com – Kapolsek Candi Sari Kota Semarang, Jawa Tengah Iptu Dhayita Daneswari baru berusia 23 tahun dan baru enam tahun mengenakan seragam coklat polisi. Meski demikian, dara kelahiran Semarang ini bercita-cita pada suatu saat ingin menyandang tanda bintang di pundaknya atau menjadi seorang jenderal polisi.

“Cita-citanya ingin jadi jenderal. Kan sedikit Polwan yang bisa jadi jenderal sekarang ini,” kata Dhayita kepada Kompas.com, saat disambangi di kantornya, Rabu (14/10/2015).

Dhayita pun yakin akan cita-citanya itu suatu saat akan dikabulkan Tuhan. Sebab, peluang seorang polisi wanita menjadi jenderal sangat terbuka. Apalagi sudah banyak contoh perempuan yang saat ini berpangkat jenderal di Mabes Polri.

Gadis penyuka keju ini sangat yakin dengan kemampunnya meski belum memiliki banyak pengalaman. Dengan kemampuan komunikasinya, Dhayita yakin suatu saat cita-citanya akan terwujud.

“Saya mengidolakan mantan Kapolri Suroyo Bimantoro. Beliau tegas dalam mengambil keputusan, juga bijaksana juga dalam bersikap. “Saya ingin meniru beliau,” katanya.

Dhayita mengatakan dirinya tidak mengetahui alasan utama penunjukan dirinya menjadi Kapolsek Candi Sari. Namun, ia yakin pimpinannya sangat memahami kapasitas sumber daya manusia yang menjadi tanggung jawabnya.

Sehingga Dhayita tak merasa canggung, meski baru berpangkat Iptu dan berusia muda, mengemban tugasnya menjadi seorang kapolsek. Berangkat dari keluarga yang berlatar belakang kepolisian membuat Dhayita yakin penunjukkannya sebagai kapolsek murni karena kemampuannya dan tidak melibatkan unsur kolusi dan nepotisme.

Ayahnya adalah pegawai negeri sipil di Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Sementara sang ibu adalah dosen di jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas Diponegoro Semarang. “Orang tua saya support banget dengan kerjaan saya ini,” tambah dia.

Saat bertugas, ia pun teringat dengan pesan kedua orangtuanya yang terus mengingatkan agar dia melaksanakan tugas dengan baik, tidak arogan dan tidak seenaknya sendiri. Selain itu juga harus memiliki wibawa dan bijaksana dalam mengambil keputusan.

 

“Itu pesannya yang selalu saya pegang,” pungkasnya. (Nazar Nurdin; Ervan Hardoko; http://regional.kompas.com/read/2015/10/14/18512111/Ini.Cita-cita.Dhayita.Daneswari.Kapolsek.Termuda.di.Jawa?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kknwp)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version