Sejak kemarin malam saya sulit tidur karena tak tahan ingin segera meluncur ke Bandung, menemui ahli membrane yang karyanya banyak mendapat penghargaan tingkat dunia. Kemarin ia menilpon saya memberitahukan bahwa alat penyaring asap ciptaannya dengan menggunakan “hollow fiber membrane” telah selesai dibuat dan boleh dilihat.
Akhirnya, siang ini, 22 Oktober 2015, saya sampai di Bandung dan berjumpa dengannya. Orang itu bernama Prof. Dr. Ir. I Gede Wenten, yang di kalangan ilmuwan telah sangat dikenal karena beragam inovasi yang dilakukan, terutama terkait dengan teknologi penyaringan, khususnya penyaringan air limbah, pencuci darah, dan kini penyaring asap.
Saat saya menatapi alat yang sepintas terlihat sederhana itu, saya tertegun penuh kegembiraan. Ada harapan begitu besar yang tersimpan dalam hati terhadap alat penyaring yang terbuat dari fiber itu. “Inikah alat penyelamat yang dicari?” Saya bertanya dalam hati.
Alat itu terlihat mudah dibawa, dikemas ringkas dalam tabung putih polipropilena hidrofobik. Alat penyaring ini berdiameter pori super kecil, yaitu 50 nanometer. Artinya, alat ini mampu menyaring partikel yang begitu kecil, yang terbang melayang di udara bersama asap pekat beracun yang kini menyelimuti Sumatera dan Kalimantan. Semoga alat inilah yang memang kita cari untuk menyelamatkan begitu banyak nyawa.
Sepanjang sore hari saya diperagakan oleh Prof. Wenten, bagaimana alat ini berfungsi. Rupanya, tabung putih itu cukup disambungkan ke beragam alat penyedot udara/kompresor berbagai ukuran, tergantung kebutuhan, dari ukuran besar, sebesar kompresor ban mobil yang digerakkan listrik, diesel, accu mobil hingga sekedar pompa ban sepeda yang digerakkan secara manual.
Intinya, alat penyaring ini dapat dipakai dalam berbagai kondisi seperti untuk membersihkan udara di ruang besar kedap udara di rumah sakit, sekolah, rumah warga dan bahkan sekedar pembersih udara di sekitar hidung korban yang kebetulan tengah berada di hutan. Itulah kegunaan pompa sepeda dalam menghasilkan udara bersih.
Sebelum saya meninggalkan workshop milik Prof. Wenten, lokasi tempat alat penyaring diproduksi, seorang sahabat yang kini membantu kesibukan di lingkaran istana saya hubungi untuk menginformasikan keberadaan alat ini. Tak lama kemudian, dari seberang sana terdengar:
“Mas Imam, alat ini sebaiknya segera diperbanyak. Bisakah saya pesan 500 unit untuk secepatnya mulai diproduksi besok?”
Saya hampir berteriak karena senang. Semoga mulai besok pagi, seluruh pekerja di worshop Prof. Wenten dapat bergerak dengan cepat. Semoga dalam beberapa hari ada donatur yang bersedia saweran lagi membiayai produksi alat ini lebih banyak lagi. Satu unit tabung alat, menurut Prof. Wenten membutuhkan biaya Rp. 200 ribu saja. Namun, nanti para pengguna dipersilahkan menyediakan kompresor sendiri, disesuaikan kondisi, sesuai kebutuhan.
Saya mulai optimis, nyawa ribuan bayi dan anak anak, atau siapa pun mereka yang kini terjebak dalam sergapan asap, dapat diselamatkan dari bahaya.
Oh ya. Apa nama alat ini? Untuk mudahnya, barang kali, alat ini kita namai saja FRESH-ON 2015. “Fresh” bermakna segar, “On” dapat bermakna hidup, atau juga nama kandungan dalam udara: Oksigen dan Nitrogen. Dan ini melakat dalam nama itu, ada kata kata penjelasan: “Alat Pembersih Udara Ultra Modern.” Mengapa Ultra Modern, karena membrane sebagai alat penyaringnya memang benar benar produk terkonolgi terkini, berpori super kecil yaitu 50 nanometer. Konon ini sulit dicari tandingannya.
Saya tak ragu dengan kepiawaian Prof. Wenten dalam memberi solusi teknologi di tengah bangsa yang mengalami krisis bencana asap ini. Kiranya dialah orang yang tepat untuk urusan ini.
Berikut CV dan sumber dari Prof. Wenten, pencipta alat penyaring asap ini.
1. I Gede Wenten Pakar Teknologi Membran yang Mendunia – News Liputan6.com – http://m.liputan6.com/news/read/2236251/i-gede-wenten-pakar-teknologi-membran-yang-mendunia
2.Profil I Gede Wenten: Alumni Terbaik ITB �82 adalah Penghargaan Terbesar Saya (1) – ITB | Berita – http://www.itb.ac.id/news/508.xhtml
3. Dr. I Gede Wenten: Personal Information – http://www.igwenten.com/p/arti.html?m=1)
(Ali JS Lubis -FR