Purwakarta – Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata membelah gunung Cantayan di Purwakarta. Disisi barat gunung itu terdapat waduk Cirata dan disebelah timurnya waduk Jatiluhur. Terowongan air yang membelah gunung itu hampir mencapai 2 kilometer.
Supervisor Senior Manajemen Mutu Risiko dan Kepatuhan PJB Unit Pembangkitan Cirata Iwan Ridwan mengatakan waduk Cirata merupakan sumber pasokan air guna memutar turbin pembangkit Cirata. Air itu kemudian dialirkan keluar menuju waduk Jatiluhur.
“Pembangkit ini berada di dalam tanah yang berada 110 meter di bawah waduk,” kata Iwan di Purwakarta, Jawa Barat, Rabu (14/10). Iwan menuturkan pengoperasian PLTA Cirata dikendalikan dari ruang kontrol Swichyard yang berada di Power House.
Letak Power House itu di terowongan bawah tanah yang memiliki panjang 840 meter dengan lebar 35 meter dan tinggi 7,5 meter. Terowongan itu berlapis beton yang ditunjang sistem sirkulasi udara. Kekuatan bangunan itu ini 250 tahun dengan ketahanan gempa hingga 9,5 skala richter.
“Energi yang dihasilkan pembangkit ini disalurkan ke sistem interkoneksi 500 KV Jawa-Madura-Bali,” ujarnya. (Rangga Prakoso/AF; http://m.beritasatu.com/ekonomi/314365-plta-terbesar-seasia-tenggara-berada-110-meter-di-bawah-tanah.html)-FatchurR