BANDUNG-Kadishub Jabar, Dedi Taufik menegaskan, pihaknya serius mengaktifkan kembali tiga jalur keretaapi non aktif, Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari, dan Banjar-Pangandaran. Targetnya, 2018 sudah mulai pada tahap pengerjaan.
“DED (Detail Enginering Design)-nya sudah diserahkan ke Kemenhub. Nanti kalau direspon, bisa melangkah ke penertiban aset lahan,” ujar Dedi kepada wartawan, (30/9). Pihaknya sudah menyurvei jalur serta sosialisasi. Ia berharap semua kalangan masyarakat bisa menerima rencana tersebut.
“Sebetulnya reaktivasi jalur keretaapi non aktif ini sejalan dengan pengembangan infrastruktur monorail, BIUTR (Bandung Intra Urban Tol Road). Sebab, sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk, sarana transformasi publik kan harus berkembang juga,” katanya.
Soal biaya pembangunan, Dedi menegaskan, belum sampai pada tahap penganggaran. Jika Kementerian sudah memberikan persetujuan terhadap DED itu, baru melangkah ke tahap penertiban lahan yang dilintasi jalur, sekaligus rencana anggaran pembangunan fisik. “Belum sampai perencanaan biaya, kajian DED dulu oleh Kementerian,” katanya.
Namun, aktivasi jalur kereta api non aktif menjadi garapan serius Pemprov Jabar yang dikelola Dinas Perhubungan. Namun, menertibkan padatnya penduduk yang tinggal di tiga jalur KA menjadi kendala terbesar sebelum melangkah ke pembangunan fisik.
“Soal lahan, itu kan sudah jelas milik PT KAI, nanti kita bersama-sama melakukan penertiban. Masyarakat yang tinggal di sana, ya harus menyadari saja mereka tinggal di lahan milik siapa. Kita akan terus gencar melakukan sosialisasi,” ujar Dedi.
Kini, draf perencanaan fisik atau Detail Engineering Design (DED) untuk jalur KA Bandung-Ciwidey, Rancaekek-Tanjungsari dan Banjar-Pangandaran sudah diserahkan ke Kementerian Perhubungan.
“Kita tinggal menunggu hasil kajian saja. Mudah-mudahan tahun 2018 sudah masuk pada tahap pengerjaan,” katanya.
Dedi menyatakan, jalur yang paling padat penduduknya yakni jalur Bandung-Ciwidey. Namun untuk jalur Rancaekek- Tanjungsari (Kab. Sumedang) rencananya dilakukan penambahan hingga kawasan Bandara Internasional Kertajati.
“Ini mengimbangi kebutuhan transportasi darat penghubung Bandara dengan daerah lain, terutama ke wilayah Bandung,” katanya. (rmol; http://radarbandung.id/index.php/detail/2887/2018-tiga-jalur-ka-diaktifkan-FatchurR