Jakarta – AKBP Asep Guntur Rahayu Kapolres Cianjur patut diacungi jempol. Dia tak sekedar jadi polisi penegak hukum tapi benar2 jadi pelayan masyarakat. Seperti langkahnya membantu pasangan keluarga miskin Iyah (33) dan Andun Suherman (45), serta7 anak perempuannya yang masih kecil2.
Guntur membantu karena dengar dari temannya, seorang ibu memasak batu di Cianjur karena anaknya merengek kelaparan. Batu itu dimasak untuk menunggu putrinya tidur. Ibu itu Iyah dan anak-anaknya.
Pemilik tanah dapat imbalan tanahnya disertifikat seluruhnya Guntur. Dalam bekerja ini, Guntur dibantu Kepala BPN Cianjur dan donatur2 yang ikhlas membantu. Apa yang dilakukan Guntur mirip dengan kisah Umar bin Khattab, khalifah yang membawa gandum untuk ibu yang memasak batu untuk anaknya yang kelaparan. (Adi Djoko; DRA; http://news.detik.com/berita/3060454/membandingkan-tindakan-kapolres-cianjur-dan-kisah-khalifah-umar-bin-khattab)-FR
Catatan Gambar : Rumah itu sebelum dan sesudah di renovasi (FR)
————–
Kisah lainnya patut and abaca juga :
- Kisah Perjuangan Srikandi dari Tanah Maluku
- Kisah Uang 1000 dan 100.000
- Istri bijaksana
- Kisah persahabatan
- Kampus kehidupan
—————
Kisah Perjuangan Martha Christina Tiahahu, Srikandi dari Tanah Maluku.
Sejak muda sudah benci penjajah, dengan ayahnya berjuang di medan pertempuran melawan belanda. Dalam Operasi Pembersihan (Desember 1817) Martha Christina Tiahahu dengan 39 orang lainnya tertangkap dan dibawa dengan kapal Eversten ke P-Jawa untuk dipekerjakan paksa di perkebunan kopi. Perjalanan Martha Christina ke jawa yang menggunakan kapal Eversten di warnai pemberontakan melawan Belanda.
Selama di atas kapal, kondisi kesehatan Martha Christina Tiahahu makin buruk, ia menolak makan dan pengobatan. Akhirnya tanggal 2/1/1818, selepas Tanjung Alang, Martha Christina Tiahahu menghembuskan nafas terakhir. Jenazah Martha Christina Tiahahu disemayamkan dengan penghormatan militer di Laut Banda.
Martha Christina Tiahahu secara resmi diakui sebagai Pahlawan Nasional tanggal 20 Mei 1969, berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 012/TK/Tahun 1969.
Berkat pengorbanannya itu, pemerintah Maluku membuat monumen mengenang jasa Martha Christina. Monumen Martha Tiahahu menjadi bukti sejarah keberanian wanita maluku dalam membela tanah air tercinta. (Adi Djoko; dari grup sebelah)-FR
—————
Kisah Uang 1000 dan 100.000
Uang Rp.1000,- dan Rp 100.000,- sama2 terbuat dari kertas, sama2 dicetak dan diedarkan oleh dan dari BI. Pada saat bersamaan mereka keluar dan berpisah dari Bank dan beredar di masyarakat. Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda.
Di antara kedua uang itu terjadi percakapan, uang Rp.100.000 bertanya kepada uang Rp.1000.
“Kenapa badan kamu begitu lusuh, kotor dan bau amis…? “
Dijawablah oleh uang Rp. 1000, “Karena aku begitu keluar dari Bank langsung berada di tangan orang2 bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan di tangan pengemis.”
Lalu Rp.1000 dia balik kepada Rp.100.000, “Kenapa kamu kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih? “
Dijawab oleh Rp. 100.000, “Karena begitu aku keluar dari Bank, langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan hotel2 berbintang serta keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.”
Lalu Rp.1000 tanya lagi, “Pernahkah engkau mampir di tempat ibadah? “ Dijawablah, “Belum pernah.”
Rp.1000. pun berkata lagi, “Ketahuilah walau keadaanku seperti ini adanya, tiap Jum’at aku selalu mampir di Mesjid2, dan di tangan anak2 yatim, bahkan aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku tdk dipandang manusia bukan karena sebuah nilai tapi karena manfaat…”
Akhirnya menangislah uang Rp.100.000 karena merasa besar, hebat, tinggi tapi tidak begitu bermanfaat.
Jadi bukan seberapa besar penghasilan Anda, tapi seberapa bermanfaat penghasilan Anda itu. Karena kekayaan bukanlah untuk kesombongan. (Wiwik Handayani-A68; dari grup sebelah)-FR
———-
Istri bijaksana
Seorang pria, tidak lolos ujian masuk universitas, ortunya pun menikahkan ia dengan seorang wanita. Setelah menikah, ia mengajar di SD. Karena tidak punya pengalaman, maka belum satu minggu mengajar sudah dikeluarkan.
Sepulang ke rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghibur dengan berkata: “Banyak ilmu di dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada orang yang tidak bisa menuangkannya. Tidak perlu bersedih mungkin ada pekerjaan yang lebih cocok untukmu.” Kemudian, ia pergi bekerja keluar, juga dipecat osnya, karena gerakannya yang lambat.
Saat itu sang istri berkata, kegesitan tangan-kaki setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, dan kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat? Kemudian ia bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun, semuanya gagal di tengah jalan.
Tiap kali ia pulang dengan patah semangat, sang istri menghiburnya, tidak mengeluh. Ketika berumur 30 tahun, ia mulai dapat karunia melalui bakat berbahasanya, jadi pembimbing di sekolah SLB tuna rungu wicara. Ia buka sekolah siswa cacat, dan ia bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota. Ia sudah menjadi bos yang memiliki harta kekayaan berlimpah.
Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, bahwa ketika dirinya sendiri saja sudah merasakan masa depan yang suram, mengapa engkau tetap begitu percaya kepada ku? Ternyata jawaban sang istri sangat polos dan sederhana.
Sang istri : Sebidang tanah, tidak cocok untuk menanam gandum, bisa dicoba menanam kacang, jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, bisa ditanam buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam pasti bisa berbunga. karena sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, dan pasti bisa menghasilkan panen dari nya.
Mendengar penjelasan sang istri, ia pun terharu mengeluarkan air mata. Keyakinan kuat, katabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit yang unggul; Semua prestasi pada dirinya, semua adalah keajaiban berkat bibit unggul yang kukuh sehingga tumbuh dan berkembang menjadi kenyataan. Di dunia ini tak seorang pun sampah. Hanya saja tidak ditempatkan di posisi yang tepat.
Delapan kalimat di bawah ini, semuanya adalah intisari kehidupan:
1. Orang yang tidak tahu menghargai sesuatu, biarpun diberi gunung emas pun tidak akan bisa merasakan kebahagiaan.
2. Orang yang tidak bisa toleransi, seberapa banyak teman pun, akhirnya semua akan meninggalkannya.
3. Orang yang tidak tahu bersyukur, seberapa pintar pun, tidak akan sukses.
4. Orang yang tidak bisa bertindak nyata, seberapa cerdas pun tidak akan tercapai cita-cita nya.
5. Orang yang tidak bisa bekerjasama dengan orang lain, seberapa giat bekerja pun tidak akan mendapatkan hasil yang optimal.
6. Orang yang tidak bisa menabung, terus mendapatkan rejeki pun tidak akan bisa menjadi kaya.
7. Orang yang tidak bisa merasa puas, seberapa kaya pun tidak akan bisa bahagia.
8. Orang yang tidak bisa menjaga kesehatan, terus melakukan pengobatan pun tidak akan berusia panjang. (Edi Warsito-72; dari grup sebelah)-FR
————-
Kisah persahabatan
Yang jangkung kurus dan buta bernama Ahmad seorang Muslim. Nama yang pendek lumpuh Samir yang Nasrani. Keduanya sejak kecil yatim piatu. Ahmad menggunakan mata Samir untuk melihat dan Samir menggunakan kaki Ahmad untuk berjalan . Keduanya bekerja di sebuah kedai kopi , tentu keduanya saling menopang dalam kehidupan .
Mereka berdua di karuniai umur panjang , sejak kecil hingga tua mereka hidup serumah dengan menopang satu sama lain . Mereka sahabat sehidup semati. Samir meninggal terlebih dahulu , dan seminggu kemudian Ahmad juga wafat karena kesedihan yang mendalam. Keduanya memiliki keyakinan berbeda tetapi jiwa mereka sama .
Kisah sepasang sahabat ini tidak perlu di kisahkan panjang lebar , karena kita sudah bisa mengambil hikmah sangat berharga dari keduanya. Keyakinan bukan sebuah kesalahan untuk saling mengerti , memahami , menyayangi , mengasihi , dan saling menghormati satu sama lain. (Bambang Roewijo Sutresno-72)-FR
————-
Kampus kehidupan
Suatu hari, seorang Bijak minta pada tukang emas yang tua renta untuk membuat cincin
dan menuliskan sesuatu di dalamnya. Sang Bijak berpesan, “Tuliskanlah sesuatu yang bisa di simpulkan dari seluruh pengalaman dan perjalanan hidupmu supaya jadi pelajaran bagi hidupku”.
Ber-bulan2 tukang emas itu pembuat cincin itu merenung kalimat apa yang patut diukir di cincin emas yang kecil itu. Akhirnya, tukang emas mengukir sepotong kalimat, dan menyerahkan cincinnya pada sang Bijak.
Dengan senyum, sang Bijak baca tulisan kecil di cincin itu : “THIS TOO, SHALL PASS” (“Yang ini, akan berlalu”). Awalnya sang Bijak tidak terlalu paham dengan tulisan itu. Tapi suatu ketika, dia menghadapi persoalan hidup pelik, tak sengaja ia baca tulisan di cincin itu “YANG INI PUN AKAN BERLALU”, ia pun menjadi lebih tenang
Dan tatkala ia sedang bersenang-senang, ia pun tak sengaja membaca tulisan di cincin itu “YANG INI PUN AKAN BERLALU”, lantas ia menjadi rendah hati kembali. Ketika kita punya masalah besar ataupun sedang dalam kondisi terlalu gembira, ingatlah kalimat ” YANG INI PUN AKAN BERLALU ”
Tidak ada satupun di dunia ini yang abadi. Jadi, ketika kita punya masalah, jalanilah & janganlah terlalu bersedih. Demikian juga tatkala kita sedang senang, nikmatilah & syukuri. Ingatlah, apapun yang kita hadapi saat ini, semuanya akan berlalu.
Untuk itu :
• Tetaplah SEJUK di tempat yang Panas..
• Tetaplah MANIS di tempat yang begitu Pahit..
• Tetaplah merasa KECIL meskipun telah menjadi Besar.. dan
• Tetap TENANG di tengah Badai yang terHebat. (M. Budhi Rahardjo-72; dari grup WA sebelah)-FR