KOMPAS.com-Tentu Anda banyak dengar manfaat yang dihasilkan bila rutin ber-OR, seperti kesehatan mental dan fisik. Bila kini Anda masuk fase “rutin ber-OR”, sebaiknya pikir ulang bila ingin meninggalkan kebiasaan itu. Pasalnya, bila tubuh berhenti berolahraga, atau tidak ber-OR sama sekali, maka kemungkinan besar ini yang akan Anda rasakan kemudian.
Berhenti olahraga dalam beberapa hari:
Berita baiknya, berhenti berolahraga selama 1-3 hari setelah Anda rutin berolahraga atau melakukan olahraga dengan intensitas tinggi seperti lari maraton misalnya, tubuh Anda akan menyambut hal ini sebagai “liburan” yang berarti kesempatan untuk pemulihan.
Tubuh akan menggunakan waktu untuk memperbaiki otot-otot dan membantu Anda bangkit kembali dengan otot yang kuat dan tenaga maksimal. Namun, jika hari “libur” ini dipasangkan dengan makanan yang tidak sehat atau minuman beralkohol, perut Anda bisa saja merasa sedikit kembung.
Berhenti olahraga dalam seminggu:
Otot akan mulai terasa sedikit “lebih lembut” dari biasanya. Itu karena serat otot mulai berkurang dan tubuh akan mulai mempertahankan beberapa cairan ekstra. Tetapi secara keseluruhan, Anda belum merasakan dampak yang berarti.
Jika Anda memutuskan untuk kembali ke gym keesokan hari, Anda mungkin tidak akan melihat adanya perubahan signifikan dalam kecepatan berlari atau berapa kuat Anda dapat mengangkat beban. Atau malah mengalami sedikit penurunan.
Berhenti olahraga dalam beberapa minggu:
Kebugaran sudah pasti akan menurun sekarang. Pasalnya, jumlah pembangkit listrik mikroskopis yang menjadi bahan bakar sel otot Anda kian menurun, sehingga daya tahan cardio Anda akan berkurang drastis. Jangan heran bila kini Anda merasa lebih cepat lelah saat berlari atau tak sekuat dulu dalam mengangkat beban.
Berhenti olahraga dalam dua bulan:
Daya tahan cardio Anda kini benar-benar pergi. Kemungkinan besar, bila Anda memutuskan untuk kembali ke gym, Anda kembali seperti pemula. Massa otot pun akan terlihat kurang kekar dan karena banyak menyimpan lemak tubuh. Level stres bisa saja mulai menjangkiti pikiran karena produksi hormon endorfin yang menurun. Bagi beberapa orang, menghilangkan kebiasaan berolahraga berdampak langsung pada kualitas tidur malam.
Berhenti olahraga lebih dari dua bulan:
Metabolisme tubuh Anda akan mengalami penurunan yang cukup signifikan. Itu membuat kemampuan tubuh dalam membakar kalori menjadi berkurang, sehingga kemungkinan besar Anda akan lebih cepat gemuk. Setelah itu, jantung juga akan bekerja lebih keras dan paru-paru tidak menyerap oksigen sebanyak saat Anda rutin berolahraga. Dalam tahap ini, tubuh akan lebih mudah terasa tidak enak bahkan gampang sakit.
Berhenti olahraga dalam setahun:
Akumulasi dari bertambahnya jumlah lemak tubuh, hilangnya kekuatan otot, metabolisme lamban, dan penurunan fungsi tubuh, Anda bisa dihadapkan dengan risiko kesehatan yang lebih besar seperti tekanan darah tinggi, Kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, insomnia, bahkan depresi.
(Ayunda Pininta; Bestari Kumala Dewi; Women’s Health dan http://health.kompas.com/read/2015/12/22/161100023/Ini.Reaksi.Tubuh.bila.Anda.Berhenti.Olahraga?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=kpoprd)-FatchurR