JAKARTA, KOMPAS.com-BKPM menyatakan, dua perusahaan ternama Jepang siap mengalokasikan 600 juta dollar AS (setara Rp 8,1T) untuk membangun pembangkit listrik. Kepala BKPM Franky Sibarani tanggal (29/1/16), mengatakan, dua investor itu siap menanam modalnya untuk pembangunan pembangkit listrik di Cirebon, Jabar, senilai 200 juta dollar AS dan di Medan, Sumuti 400 juta dollar AS.
“Untuk investor yang berminat mengembangkan pembangkit listrik di Medan adalah pengembangan proyek Medan IPP (independent power producers) dengan kapasitas 250 MW bekerjasama dengan BUMN, yakni Pertamina dan BUMD Provinsi Sumatera Utara,” katanya seperti dikutip Antara.
Menurut Franky, minat investasi di bidang kelistrikan tersebut patut disyukuri. Pasalnya, minat tersebut menambah daftar minat investor yang berhasil diidentifikasi selama kunjungan ke Jepang dengan nilai total mencapai 1,971 miliar dollar AS.
“Sektor listrik termasuk yang mendominasi dengan nilai investasi 600 juta dollar AS setara 30% total investasi yang berhasil di identifikasi”. Lebih lanjut, Franky akan mengarahkan agar perusahaan asal negeri sakura itu segera memasukkan aplikasi perizinan memanfaatkan layanan izin investasi tiga jam.
“Kami minta perusahaan untuk segera mengajukan perizinan2 pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) BKPM melalui pelayanan tiga jam, dan untuk perizinan2 lain BKPM siap memfasilitasi,” katanya. Berdasar data BKPM, investasi dari Jepang terus menunjukkan peningkatan 6 tahun terakhir.
Sejak tahun 2010, nilai investasi Jepang ke Indonesia mencapai 713 juta dollar AS, kemudian meningkat drastis pada 2011 dengan nilai investasi mencapai 1,5 miliar dollar AS dan terus meningkat menjadi 2,3 miliar dollar AS pada 2012.
Puncaknya, 2013, Jepang jadi peringkat teratas investasi dengan realisasi 4,7M dollar AS, sempat turun pada 2014 di level 2,7 miliar dollar AS. Namun 2015 meningkat tipis di level 2,8 miliar dollar AS. Dari sisi realisasi investasi berdasarkan negara asal untuk periode tahun 2010-2015, posisi Jepang berada di peringkat dua di bawah Singapura dengan nilai 31 miliar dollar AS.
Di bawah Singapura dan Jepang, terdapat AS dengan nilai 8,2 dollar AS, Korsel nilai investasi 8 miliar dollar AS dan Malaysia di peringkat ke-5 dengan nilai 7,1M dollar AS. (Sandro Gatra; Sumber Antara dan http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/01/29/223516526/BKPM.Jepang.Siapkan.Rp.8.1.Triliun.Investasi.Listrik.di.Cirebon.dan.Medan)-FatchurR
———
Sajian lainnya : Bengkulu buka 11.120 HA ladang jagung dukung ketahanan pangan
Bengkulu–Distan Prop Bengkulu tahun 2016 akan mengembangkan tanaman jagung 11.120 HA guna menyukseskan program ketahanan pangan. “Tahun ini, kita mengembangkan jagung 11.120 HA di 10 kab / kota di Prop Bengkulu guna menyukseskan program ketahanan pangan di daerah ini,” kata Kabid Produksi, Distan Bengkulu, Fahrurozi kepada SP dan Beritasatu.com, di Bengkulu (29/1).
Tanaman jagung 11.120 HA, akan direalisasikan dalam waktu dekat. Lahan yang dibidik di 10 daerah antara lain Kota Bengkulu, Bengkulu Selatan, Kaur, Seluma, Lebong, Kepahiang, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Bengkulu Tengah dan Mukomuko. Namun, Fahrurozi tidak menjelaskan secara rinci luas tanaman jagung yang akan dikembangkan di masing-masing kabupaten dan kota.
“Yang jelas, tahun ini, Distan Bengkulu mengembangkan tanaman jagung seluas 11.120HA” ujarnya. Dana pengembangan tanaman jagung di Bengkulu tahun 2016 ini bersumber dari APBN dan APBD. Dana APBN sasaran pengembangan seluas 11.000 ha di 10 kabupaten dan kota.
Sedangkan dana dari APBD Provinsi Bengkulu 2016 dengan sasaran hanya seluas 120 ha. Ladang yang dibiayai APBD akan dikembangkan di empat kabupaten yakni Seluma, Bengkulu Utara, Rejang Lebong dan Kabupaten Kepahiang.
Untuk merealisasikan program ini, pihaknya dalam waktu dekat menyalurkan bantuan bibit jagung ke kelompok tani di masing2 kab / kota yang jadi sasaran pengembangan tanaman ini. “Sekarang kita mempersiapkan pengadaan bibit jagung untuk disalurkan kepada kelompok tani yang dilibatkan dalam pengembangan tanaman tersebut,” ujarnya.
Bibit jagung yang dibagikan kepada para kelompok tani di 10 kabupaten dan kota di Bengkulu tersebut, kata Fahrurozi, tidak dibayar alias gratis. Sebab, bibit tersebut bantuan dari Kementerian Pertanian (Kemtan) dalam rangka menyukseskan program ketahanan pangan.
“Jadi, bibit jagung yang kita bagikan kepada kelompok tani di 10 kabupaten dan kota di Bengkulu, diberikan secara gratis alias tidak dibayar, sehingga petani tinggal menanam saja di lahannya,” ujarnya.
Namun, pengembangan tanaman jagung di Bengkulu, pada tahun 2016 ini, petani tidak diberikan bantuan pupuk dan pestisida, karena dananya tidak dialokasikan oleh Kemtan.
“Jadi, petani hanya diberi bantuan bibit jagung dan tidak diberi bantuan pupuk dan pestisida seperti tahun sebelumnya. Kita berharap meski petani tidak diberikan bantuan pupuk dan pestisida, kita optimistis program ini dapat direalisasikan dengan baik” ujarnya. (Usmin/HA; Suara Pembaruan dan http://www.beritasatu.com/ekonomi/345856-dukung-ketahanan-pangan-bengkulu-buka-11120-ha-ladang-jagung.html)-FatchurR