Jakarta-Pasar enterprise di Indonesia sangat menggiurkan. Besaran nilai bisnisnya tak main2. Itu sebabnya, Telkom merasa perlu menggandeng Telstra, raksasa asal Australia untuk menaklukkan Indonesia dan kemudian pasar di Asia.
Untuk menggarap pasar yang besar ini, Telkom mengaku tak bisa jalan sendiri. BUMN telekomunikasi ini merasa perlu menggandeng pemain besar lain agar bisa bersaing dengan kompetitor yang juga melakukan strategi serupa dengan kekuatan yang tak kalah besar.
“Itu sebabnya, Telkomtelstra jadi senjata baru kami,” kata Direktur Enterprise & Business Service Telkom M. Awaluddin yang hadir bersama petinggi Telkomtelstra di Hotel JW Marriot Kuningan, Jakarta, Rabu (2015). Seperti diketahui, meski tertekan faktor inflasi dan pelemahan nilai tukar rupiah, pertumbuhan belanja IT spending di Indonesia tetap yang terbesar dibanding negara2 Asia Tenggara lainnya.
Berdasar data yang dirilis IDC, total belanja TI di Indonesia tahun 2014 tak kurang dari USD 14 miliar. Sementara data dari Gartner, enterprise IT spending di Asia Tenggara tahun 2018 sudah akan menyentuh USD 62 miliar, 80% di antara pangsa pasar itu akan disumbang oleh pasar Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand.
Pada tahun 2015 ini, masih menurut Gartner, total belanja TI enterprise di keempat negara itu, diprediksi tak kurang dari USD 52 miliar. Sementara di pasar TI korporat (enterprise) peluang pertumbuhan juga masih terbuka lebar.
Telkom sendiri menilai pasar bisnis enterprise yang bisa digarap dalam lima tahun ke depan bisa mencapai USD 200 juta hingga USD 500 juta dengan target menguasai pangsa pasar 60%. Saat ini Telkom telah memiliki 1.300 pelanggan korporat.
“Kalau ditanya berapa potensi pasarnya, kami ada surveinya. Kami mengelola hampir 1.300 klien korporat. Di samping existing client yang kita kelola dan juga customer baru,” kata Awaluddin.
“Banyak perusahaan asing yang masuk sini pakai layanan dari perusahaan negara asalnya. Dengan Telstra, perusahaan asal Australia bisa jadi potensi klien kita di Indonesia. Saya rasa itu peluang besar dan prospek baru,” lanjutnya.
Indra Utoyo, Chief Innovation & Strategy Telkom, menambahkan, keunggulan dari layanan Telkomtelstra ini kemudahan dan keamanannya. Pelanggan bisa memonitor end to end hanya melalui portal. Sedang keamanannya, security untuk network operation centernya ada di Telkom, tidak di Telstra.
“Tujuannya agar managed services yang ditawarkan bisa lebih terproteksi. Enterprise biasanya butuh PABX, sekarang tidak perlu lagi karena sudah lewat cloud. Pakai IP semua. Interaksi perusahaan, sifatnya horizontal, baik itu email, voice, dan lainnya,” pungkas Indra Utoyo.
Untuk memberi edukasi bagi pelanggan existing dan calon pelanggan baru, Telkomtelstra menggelar leadership seminar bertajuk Inspiring Indonesia Business Evolution. Acara ini didukung perusahaan kelas dunia seperti Cisco, EMC, Riverbed, VCE, Mandoe Media, IPScape dan Whispir serta IDC sebagai analyst firm. (rou/fyk; Achmad Rouzni Noor II; http://inet.detik.com/read/2015/05/13/172520/2914515/328/telkomtelstra-senjata-baru-telkom-di-bisnis-enterprise)-FatchurR