KOMPAS.com-Berhenti merokok sering jadi resolusi seseorang tiap tahun baru. Ada yang berhasil mewujudkan, ada yang tidak. Berhenti merokok tak semudah membalik telapak tangan, apalagi jika Anda seorang perokok berat.
Padahal, Anda pasti tahu merokok hanya akan merusak kesehatan. Merokok menyebabkan kanker, masalah pada paru2, hingga penyakit kardiovaskular, seperti jantung. Perlu niat dan dukungan kuat agar Anda tak kembali mengisap rokok. Berikut lima strategi yang bisa membantu Anda berhenti merokok, seperti dikutip dari Men’s Health.
1. Olahraga
OR teratur terbukti mengatasi keinginan seseorang untuk merokok. Menurut laporan dalam jurnal Addiction, olahraga akan mengalihkan pikiran untuk merokok. Olahraga dapat meningkatkan hormon endorfin yang akan membuat suasana hati lebih baik.
2. Tulis di media sosial
Tulislah keinginan Anda untuk berhenti merokok di media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Path. Menurut studi yang dilakukan Universitas Georgia, para perokok yang berbagi cerita soal perjuangan berhenti merokok di media sosial lebih berhasil berhenti merokok daripada yang tidak.
Dengan menceritakan keinginan berhenti merokok di media sosial, Anda akan mendapat banyak dukungan. Orang lain yang terhubung dengan Anda di media sosial pun bisa mengingatkan Anda untuk berhenti merokok. Hal ini akan mendorong seseorang lebih yakin untuk tidak merokok.
3. Banyak makan buah dan sayur
Menurut penelitian di Universitas Buffalo, banyak makan buah dan sayur membantu seseorang lebih tahan lama tidak mengisap asap rokok. Selanjutnya, akan lebih mudah berhenti merokok selamanya. Menurut peneliti, dengan konsumsi makanan tinggi serat, seperti buah dan sayur, akan membuat perut terasa lebih penuh atau kenyang. Dengan begitu, bisa menghindari keinginan merokok.
4. Minum susu
Mulailah terbiasa minum susu ketika Anda sedang berniat untuk berhenti merokok. Menurut penelitian, strategi ini dapat menurunkan keinginan seseorang untuk tidak merokok setelah minum susu. Susu merupakan sumber protein dan bisa membuat seseorang lebih kenyang.
5. Gunakan aplikasi berhenti merokok
Saat ini, banyak aplikasi yang bisa diunduh di ponsel membantu seseorang berhenti merokok. Salah satunya Quitpal, aplikasi yang diperkenalkan oleh National Cancer Institute. Aplikasi ini dapat menghubungkan Anda dengan teman2 di media sosial yang akan selalu mengingatkan Anda untuk tetap berhenti merokok.
Menurut jurnal The Lancet, dukungan dalam bentuk tulisan dapat menambah dua kali lipat keinginan seseorang untuk berhenti merokok. (Dian Maharan; Bestari Kumala Dewi; Sumber Men’s Health; dan
http://health.kompas.com/read/2016/01/05/090300323/Ingin.Berhenti.Merokok.Coba.Lima.Strategi.Ini)-FatchurR
———–
Sajian lainnya : Mungkinkah Zika menyebar di Indonesia
Jakarta, Virus Zika makin jadi perhatian setelah penyebarannya meluas ke daerah AS. Meski ‘keganasan’ Zika dikategorikan ringan sampai sedang, namun virus ini diduga berkaitan dengan kejadian kecacatan bayi dengan mikrosefalus.
Bayi yang lahir dengan mikrosefalus, kepalanya cenderung lebih kecil dengan bayi normal. Hal ini terjadi karena otak bayi ketika dalam kandungan tak berkembang sempurna sehingga sangat mungkin mengalami gangguan belajar.
Lalu bagaimana kondisinya di Indonesia, apakah hal yang sama seperti di Brazil bisa terjadi? Ketua International Society of Tropical Pediatrics (ISTP) Profesor Dr dr Sri Rezeki S. Hadinegoro mengatakan terkait hal tersebut baru satu kasus Zika yang terkonfirmasi secara virologis.
Prof Amin Soebandrio dari Lembaga Eijkman beberapa waktu lalu mengatakan secara serologi, infeksi virus zika sebenarnya sudah sejak lama teridentifikasi di Indonesia. Namun secara molekular dan virologi infeksi tersebut baru terkonfirmasi secara virologis pada 2015 karena keterbatasan teknologi.
Meski saat ini virus Zika tak menjadi penyakit yang mewabah di Indonesia, namun menurut dr Sri kemungkinan itu tetap ada. Mengingat bahwa demam berdarah (DBD) saja masih menjadi masalah di Indonesia sehingga bukan tak mungkin Zika yang berhubungan erat dengannya menjadi ancaman baru.
“Zika itu sebetulnya termasuk jenis flavivirus juga, familinya sama dengan dengue. Kemudian transmisinya juga sama nyamuk Aedes aegypti. Itu jadi warning buat kita, berarti ini mungkin dong,” kata dr Sri kepada detikHealth, seperti ditulis pada Minggu (31/1/2016).
“Moga-moga di Indonesia tidak kejadian seperti itu. Mikrosefalus di kita tetap ada dengan segala macam komplikasinya, tetapi bukan insiden luar biasa,” imbuhnya. dr Sri mengatakan pencegahan Zika tak jauh berbeda dengan DBD. Pemberantasan sarang nyamuk dan menjaga pola hidup bersih sehat adalah cara yang efektif untuk menahan kemungkinan terjadinya kasus-kasus baru.
“Makanya nomor satu itu kita kebersihan jangan banyak kaleng disimpan menimbun segala macam sampah. Itu kan biangnya yang jadi sumber pembiakan nyamuk. Itu yang harus kita lakukan,” pungkas dr Sri. (fds/vit; Firdaus Anwar – detikHealth ; http://health.detik.com/read/2016/01/31/110212/3131251/763/mungkinkah-zika-menyebar-di-indonesia?l992205755 )-FatchurR