JAKARTA, KOMPAS.com-Pemerintah memprogram “1.000 startup” hingga tahun 2020. Menkominfo Rudiantara : “Dibutuhkan dana 6,7 juta dollar AS atau Rp 92,6M mewujudkannya. “Pemerintah akan split anggaran ke sana. Besarnya saya belum tahu,” kata menteri yang kerap disapa RA itu seusai diskusi “5 Minutes” bersama idEA (22/1/16) di Hotel Le Meridien, Jakarta.
Selain dari pemerintah, Rudiantara berharap dana juga bisa terhimpun dari sektor swasta. Salah satunya melalui program CSR perusahaan2 besar. Dana yang terkumpul kemudian dialokasikan ke berbagai kegiatan menuju “1.000 startup”, antara lain seminar, workshop, hackathon, bootcamp, dan inkubasi.
Lebih detailnya, pemerintah menargetkan 500 startup diinkubasi setiap tahun. Di antara 500 startup itu, sebanyak 200 di antaranya harus bisa mendapatkan seed funding. “Dua ratus startup per tahun itu yang kami bimbing dari pendanaan seri A, seri B, hingga bisa jadi IPO,” kata dia.
Sebelum ke tahap inkubasi, ada proses panjang yang harus dilewati. Pertama, setidaknya harus ada 8.000 peserta seminar startup tiap tahun. Diharapkan ada 4.000 peserta workshop. Lalu, jumlahnya akan mengerucut jadi 2.000 peserta hackathon, 1.000 peserta boothcamp, hingga mencapai 500 peserta inkubasi, dan terakhir 200 startup “jadi”.
Prosesnya ruwet dan panjang, Rudiantara tak pasang ekspektasi berlebihan. “Palingan 1 dari 200 startup yang jadi unicorn, yang penting ekosistemnya jalan,” ujarnya. (Fatimah Kartini Bohang; Reza Wahyudi; http://tekno.kompas.com/read/2016/01/22/16042887/Program.1000.Startup.Pemerintah.Butuh.Rp.92.Miliar)-FatchurR