Aceh – Setelah Lombok, giliran propinsi NAD mulai di proyeksikan untuk kalangan Wisman dari kawasan Timur Tengah. Provinsi yang berada di ujung utara-barat Indonesia itu, terus mengembangkan konsep wisata Halal, yang sering disebut Halal Destinations.
Data Kempar menyebutkan, daya beli dan kebiasaan belanja wisman asal jazirah Arab tergolong besar. Terbesar diantara wisman lain di dunia. Turis asal Arab Saudi bisa menghabiskan US$ 1.750 / kunjungan dan Uni Arab Emirat rata2 US$ 1.500 per visit. Dibanding Eropa dan Asia, mereka lebih royal karena rata-rata hanya menghabiskan US$ 1.200 saat ke Indonesia.
Salah satu cara efektif untuk mengangkat nama Aceh adalah memenangkan kompetisi halal tourism yang rutin digelar di Abu Dhabi, UAE. Aceh harus dipersiapkan hospitality-nya. Kadispar Aceh, Reza Pahlevi, mengatakan, pihaknya konsisten mengedepankan wisata halal bagi para wisawatan sesuai instruksi Menpar, Arief Yahya.
“Kami akan gelar Aceh International Rapai Festival pada September 2016. Rangkaian acara show music yang bernuansa muslim” ujar Reza (4/3). Reza berkoordinasi dengan semua seniman di tanah air dengan berbagai jaringannya. Rapai merupakan alat musik khas Aceh seperti gendang. Banyak masyarakat Islam di Aceh menggunakan alat musik ini dalam berbagai kegiatan Islami.
“Jadi, semacam rebana, tapi ini ternyata bisa mendunia. Sudah konfirmasi 15 negara confirm ikut di acara kami nanti,” ujar Reza. Untuk mengundang para kontestan itu, ia mengoptimalkan berbagai jaringan komunitas gendang, drum, rebbana atau alat tabuh apapun yang mirip fungsi dan cara kerja Rapai.
“Dan banyak yang antusias, dari negara timur tengah juga ada. Kami gembira karena biasanya wisman kami banyaknya hanya dari Malaysia,” jelasnya. Perhelatan alat perkusi khas Aceh itu, masih bertujuan utama adalah, mempromosikan kekayaan seni budaya Aceh, juga akan mempromosikan wisata aceh secara lebih luas.
“Geliat Pariwisata di Aceh juga mulai tinggi, hampir 10.000 setiap tahunnya kami kedatangan wisman. Semoga bisa terus meningkatkan wisatawan dan menambah jumlah kunjungan ke tanah air,” tutup dia. (Hendro D Situmorang/FER; PR, Suara Pembaruan dan http://www.beritasatu.com/destinasi/353058-pikat-wisatawan-timur-tengah-aceh-genjot-wisata-halal.html)-FatchurR
———
Sajian lainnya : Belitung akan dijadikan Maladewanya Indonesia
Jakarta – Lantaran keindahannya, Maladewa terkenal kalangan wisatawan dari berbagai belahan dunia. Meski, hal itu tidak menghalangi niatan Kempar menyaingi keindahan Maladewa. Memalui momen peristiwa Gerhana (GMT) yang hanya di Indonesia, mata dunia terbuka melihat keindahan alamnya.
Terutama, pulau2 yang dilewati fenomena alam itu. Satu diantaranya adalah Pulau Belitung yang berada di Provinsi Bangka Belitung (Babel). Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, mengungkapkan, pemerintah berencana menjadikan Belitung sebagai Maladewa-nya Indonesia.
“Melihat antusias masyarakat menyaksikan GMT di berbagai daerah, saya yakin target winus dan wisman tercapai. Saya melihat Potensi Belitung ini bisa menyaingi P. Maldives di Samudera Hindia itu. Dan saya yakin Belitung bisa jadi Maladeewa-nya Indonesia,” ungkap Menpar, saat hadir di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung Timur, Rabu (9/3).
Pihaknya berencana akan mendorong percepatan pembangunan di pulau Belitung dengan segera meresmikan Belitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). “Saya akan mendorong percepatan pembangunan dengan akan meresmikan Belitung sebagai kawasan Ekonomi Khusus”.
“Untuk itu saya akan berkoordinasi dengan pihak lain seperti Kemenhub untuk mempercepat pembangunan infrastuktur seperti perluasan Bandar Udara H.A.S Hanandjoeddin. Dan saya senang pak Ignatius Jonan (Menhub) sudah datang kesini untuk melihat persiapannya,” lanjutnya.
Ditambahkan Arief, percepatan pembangunan tak hanya berhenti dengan perluasan bandaranya saja, namun pelebaran jalan, serta perbaikan infrasktur pendukung lain agar wisatawan dalamn mancanegara bisa menyaksikan keindahan alam Pulau Belitung yang tak kalah dengan Maladewa.
“Kita akan terus mempercepat pembangunan infrastrukturnya. Dan Pemerintah berencana akan mengucurkan dana Rp 10 Triliun kepada Pemerintah Provinsi Bangka Belitung untuk percepatan pembangunannya. Tapi dananya baru akan turun pada APBN 2018,” imbuhnya.
Menyikapi pelaksanaan pagelaran seni menyambut GMT di Belitung, Menpar memuji kesigapan Pemda Babel yang melihat peluang terhadap peningkatan kunjungan Pariwisata kedaerahnya dengan menyuguhkan berbagai kesenian tradisional daerah dengan menyajikan tarian Pendulang Timah, Tarian Lesong Panjang, Tarian Sepan dan tarian khas lainnya.
“Cukup senang dengan kesigapan pemerintah daerahnya melihat peluang peningkatan jumlah wisatawan saat moment GMT dengan penyajian kesenian khas yang ada disini. Dengan begitu, saya yakin semua masyarakat yang melihat khususnya wisatawan asing yang datang pasti akan terpukau dengan penyuguhan kesenian ini”.
“Pokoknya semuanya keren, makanannya juga gak kalah keren. Maka saya yakin ketika alamnya keren, budayanya oke, kulinernya oke dan memenuhi standar pasti wisatawan yang akan datang dan berkunjung lebih banyak lagi,” tutup Menpar. (Chairul Fikri/FER; BeritaSatu.com dan http://www.beritasatu.com/destinasi/353868-belitung-bakal-dijadikan-maladewanya-indonesia.html)-FatchurR