P2Tel

Kerajinan Boneka dari kain songket bekas

OBI merias pengantin dan bermain boneka sejak remaja jadi berkah bagi Irven Aden. Ibu rumah tangga (35) yang tinggal di Komplek Kenten Sejahtera II, Kelurahan Sukamaju, Kec-Sako, Palembang ini mampu membuat boneka pengantin adat Palembang dari songket bekas (sudah tak terpakai lagi).

Di sebuah etalase sederhana berada di rumahnya, ratusan boneka cantik kreasi Irven terpajang. Boneka pengantin adat Palembang ini mengadopsi pakaian pengantin zaman kesultanan Palembang pada abad ke-16 hingga pertengahan abad ke-19 atau yang dikenal Aesan Gede.

Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan boneka ini yakni songket Palembang berasal dari songket bekas atau perca yang didapat dari sejumlah pengrajin songket di kawasan 30 Ilir, Palembang. “Kain perca atau bekas ini di dapat dari penjahit songket.

Ada yang beli dan ada yang gratis. Songket bekas ini di kreasi jadi boneka pengantin adat Palembang. Ini bentuk kecintaan saya mengangkat suvenir khas Palembang” ujarnya. Selain butuh songket bekas, diperlukan pula bahan lain seperti kain flanel, payet emas, renda keemasan, tali emas, benang dan jarum jahit serta lem untuk membuat boneka itu.

Proses pengerjaannya untuk sepasang boneka pengantin bisa tiga jam pengisian bagian tubuh dengan kapas datron hingga menghias boneka pengantin adat Palembang. Untuk harga sepasang boneka dijual dengan mulai Rp100 ribu hingga Rp150 ribu.

Boneka dengan tinggi 15Cm ini telah menembus pasar Palembang dan kota lain di Pulau Jawa. Boneka ini kebanyakan dipesan pendatang yang ingin membawa oleh2 khas Palembang. Bisnis yang dijalani dengan serius sejak 2 tahun belakangan ini, mampu memberikan Irven omzet Rp10 juta per bulan.

Salah satu konsumen, Ratih Kurniasari mengatakan sengaja memesan boneka pengantin adat Palembang untuk dibagikan saat ulang tahun perusahaannya. Boneka tersebut dianggap menjadi salah satu suvenir khas Palembang yang tepat bagi para tamu yang datang dari sejumlah kota di Indonesia.

“Dikantor karena kebetulan banyak tamu yang berasal dari luar kota. Jadi khusus pesan boneka adat Palembang karena unik mewakili Sumsel. Harganya lebih terjangkau sesuai kualitas dan packagingnya. Apalagi bisa dipesan sesuai warna logo perusahaan,” ujarnya.

Untuk lebih mengembangkan sayapnya, Irven menggunakan medsos guna mencari pelanggan. Ibu muda tiga anak ini bermimpi memiliki gerai dan merekrut banyak pegawai, jika pemkot Palembang bersedia memfasilitasi pinjaman lunak kepada usaha kreatif ini. (okz;
http://harian.analisadaily.com/kesra/news/boneka-cantik-dari-songket-bekas/225110/2016/03/28)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version