Hari Sabtu itu, kukunjungi keponakan yg syukuran pindah rumah didaerah Utara Cisaranten.
Beberapa tahun silam, yang kutahu daerah ini penuh hamparan sawah. Belakang POLSEK, kata keponakanku, dan setelah kutelusuri jalan Bumi Permata sampailah di rumah, diantara bangunan2 baru dengan segala bentuk ragamnya. Kurasakan kesegaran dan kenyamanan alam yang tidak ada dikota.
Baru saja masuk, datanglah sepeda motor dengan pengemudi berhelm hijau, spontan jadi ingat GOJEK online. Setengah cuek, kulirik dia ternyata menghampiriku, tentunya setelah menyerahkan sebuah bingkisan kepada keponakan.
Pak, sapanya, ingat saya? Kutatap sekilas wajah tua itu, rasanya kenal tapi siapa ya? Saya pak Dirjo pak, kita pernah bareng di DIVRE 3. Akhirnya aku jadi ingat, orang ini lugu bersahaja, dan rendah hati. Lho, kok kenal dengan keponakanku ini? Ya iyalah, katanya, siapapun penghuni komplex disini pasti kenal, soalnya saya walikotanya (RT). Sambil keliling, saya antar pesanan serabi buatan sendiri, hehehe.
Ceritanya semenjak pensiun dari Subang, saya pindah Bandung dan bangun sawah jadi rumah di Bumi Permata ini. Tampak dia sangat percaya diri menjadi “penguasa daerah” tanpa beban apapun seperti ewuh pekewuh jaman masih aktif bekerja.
Padahal warganya beragam, ada sarjana, ada profesor ada pejabat dan ada pemborong. Semua sama dihadapannya, sekalipun dia juga pedagang serabi. Selamat menikmati kemerdekaan p Dirdjo. Bravo. (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR