P2Tel

Perjuangan dokter tanpa kaki

Hechuan, China, Kedua kakinya diamputasi saat kecil karena kecelakaan. Meski tanpa kaki, wanita ini tak menyerah. Kini dia jadi dokter yang siap menyambangi warga desa memberi layanan kesehatan. Di balik meja praktik sederhana, dr Li Juhong tampak seperti dokter kebanyakan.

Dengan sigap, dia mengukur tekanan darah pasien atau menuliskan resep obat. Begitu dia bergerak dari mejanya, semua orang melihat jelas: dr Li Juhong tak memiliki kaki. dr Li kehilangan kakinya 1983. Kala itu usianya 4 tahun. Tiba2 Li kecil lari ke jalan dan terlibat kecelakaan. Kakinya terlindas roda truk dan diamputasi. Demikian dikutip dari Daily Mail.

Saat berusia delapan tahun, Li mulai bisa berjalan lancar dengan bantuan tangan dan bangku kayu. Meski memiliki keterbatasan fisik, Li memiliki semangat yang tak kalah dari anak-anak lainnya. Baginya, hidup tanpa sepasang kaki tidak bisa memadamkan mimpinya.

Sejak kecil, Li bercita-cita menjadi dokter. Dia berharap bisa memberikan layanan kesehatan untuk warga di desanya. Demi mengejar mimpi, dia pun mengambil pendidikan kedokteran. Pendidikan itu diselesaikannya pada tahun 2000.

Usai lulus kedokterannya, Li kembali ke desanya, Wadian di Distrik Hechuan, China. Dia bekerja di klinik desa. dr Li menikah dengan pria : Xing. Karena istrinya perlu berkeliling ke rumah2 warga, Xing pun berhenti kerja. Dia bantu istrinya keliling memeriksa kesehatan lansia yang sulit pergi ke mana2.

Untuk perjalanan jarak dekat dengan medan yang baik, dr Li bisa melakukannya sendiri dengan bantuan bangku kayu. Tapi jika harus pergi ke rumah-rumah warga, di mana terkadang lokasinya harus melewati jalan yang naik turun, maka sang suami akan menggendong dr Li di punggungnya.

15 Tahun sudah dr Li mengabdi di kampung halamannya. Di desa yang berpenduduk lebih dari 1.000 orang itu hampir semuanya pernah mendapat layanan kesehatan dari dr Li. “Saya hanya melakukan apa yang saya rasa harus saya lakukan,” ucap perempuan berusia 37 tahun itu.

Sebagai orang yang tidak memiliki kaki, pekerjaannya mungkin terasa berat. Belum lagi jika ada orang yang memandang sebelah mata. Tapi lagi-lagi semangat dr Li terlalu besar untuk dipadamkan oleh hal-hal yang remeh-temeh.

“Jika saya tidak dihormati untuk yang saya lakukan, saya terus melakukan pekerjaan ini sebagai dokter desa,” kata ibu satu anak ini, seperti dilaporkan People’s daily Online.(vit/up; Nurvita Indarini; http://health.detik.com/read/2016/03/29/142957/3174983/1202/menyentuh-perjuangan-dokter-tanpa-kaki-membantu-lebih-dari-1000-pasien)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version