P2Tel

Film Prenjak menang di Festival Cannes Perancis

JAKARTA, Indonesia-Film pendek ‘Prenjak’ karya sutradara muda Indonesia, Wregas Bhanutedja,  menang Leica Cine Discovery Prize di Festival Film Cannes, Perancis. Ia mengalahkan 10 film dari berbagai negara yang diputar dalam kompetisi ini. Berikut 5 hal yang perlu dikatahui tentang film ini:

 

  1. Mengangkat kebudayaan seks lama

Di sini, tokoh utama perempuan, Diah (Rosa Sinegar), tengah kesulitan mendapat uang. Gadis desa ini akhirnya menawarkan kepada Jarwo (Yohanes Budyambara) untuk membeli korek api seharga Rp 10 ribu per batang. Awalnya, Jarwo menolak karena kemahalan. Namun, Diah mengatakan Jarwo bisa mengintip vaginanya selama korek itu menyala.

 

Wregas mengatakan terinspirasi kultur lama Yogya yang populer sekitar 1980an. “Sekarang tak ada perempuan yang akan melakukan ini lagi, dan saya mau mengimplementasikannya ke era sekarang. Tentu dengan konteks berbeda di mana Diah sangat butuh uang hingga ia melakukan ini,” kata dia.

 

  1. Serba mepet

Film 12 menit ini dibuat mendadak. Wregas mengatakan kalau ia hanya butuh waktu 2 hari syuting pada bulan Februari lalu. Keputusan untuk mengirim Prenjak ke Cannes juga baru muncul tiga hari sebelum pendaftaran ditutup. Dengan segala kemepetannya, Prenjak justru menyabet penghargaan.

 

  1. Film ketiga Wregas

Prenjak, film ke-3 Wregas yang berlaga di festival internasional. Ia pernah mengirimkan ‘Lembusura’ ke Festival Film Berlin 2015 dan ‘Floating Chopin’ di Hong Kong film Festival 2016. Film ini merupakan karya Indonesia ketiga yang ditampilkan dalam La Semaine de La Critique, setelah Tjut Nja’ Dhien (Eros Djarot, 1989) dan Fox Exploits Tigers Might (Lucky Kuswandy, 2014).

 

  1. Kru kecil

Wregas mengumpulkan kawan-kawan SMA-nya untuk menggarap film pendek ini. Ada Henricus Pria sebagai line director; kedua tokoh utama yakni Rosa Winenggar dan Yohanes Budyambara, juga Ersya Ruswandono -pembuat film yang juga kekasih Wregas -sebagai pengarah fotografi.

 

Semuanya ikut diboyong ke Perancis untuk menghadiri Cannes. Setelah kemenangan ini, dengan bercanda Wregas mengatakan kalau mereka akan kembali Yogya dan merayakan bersama-sama sambil makan kambing guling.

 

  1. Menuai pujian juri

Direktur Artistik, Charles Tesson, sangat menyukai Prenjak sejak pertama melihatnya. “Sebuah film dengan kedalaman puitik yang mengejutkan. Prenjak karya Wregas Bhanuteja, adalah film yang kelam dan bengal, tentang bagaimana mencari nafkah itu sama harganya dengan sekadar permainan korek api,” pujinya.

 

Salah satu anggota dewan juri, Marie-Paulline Molaret. Ia anggap Prenjak berhasil mengubah tindakan ‘mengintip’ jadi sesuatu yang lain. “Bhanuteja menghilangkan kesan buruk dari mengintip dan membuatnya jadi puisi lembut dan menghibur”. (Akung Pras; dari grup FB-ILP; sumber Rappler.com dan http://www.rappler.com/indonesia/133796-5-hal-film-prenjak-festival-cannes-perancis)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version