Dulu istri saya sering ke tempat yang menyediakan alat “pemanas badan” batu giok dan semacamnya dengan berbagai merk. Istri dan ibu tetangga seminggu dua kali ke tempat itu. Nah, kata istri, petugas yang ada di situ wajahnya kelihatan cantik, segar dan berseri.
Dia bayangkan mungkin Nona Nona petugas itu kalau pengunjung sepi sering menggunakan alat itu. Itu yang membuat mereka sehat dan wajahnya berseri. Kok bisa ya? Mari kita diskusikan.
Untuk menjadi sehat itu perlu dua hal, olah raga teratur dan pola hidup sehat (termasuk pola makan). Atau kalau sitilahnya, paket sehat lengkap itu ada empat, sehat fisik, mental, sosial dan spiritual. Sekarang mari kita bahas sisi olah raganya saja.
Orang yang ber-OR cukup dan teratur (lihat atlit) menjadi sehat dan wajahnya berseri. OR dalam hal ini mempunyai tiga kegunaan.
Pertama, OR perlu “bahan bakar”, maka OR membakar bahan energi yang ada di tubuh kita. Kalau kita makan dan minum, maka makanan ini akan dibakar sebagai “bahan bakar” itu. Olah raga yang bagus dalam konteks ini adalah OR yang memerlukan banyak enregi, menguras tenaga, misalnya basket, sepakbola (kecuali kiper), voli, tinju, bela diri.
Kalau apa yang kita makan dan minum masih kurang sebagai sumber energi, maka akan dibakarlah cadangan energi yang ada di tubuh, yaitu lemak. Maka olah raga, bagi yang kelebihan lemak, sangat bagus untuk membuang lemak di tubuh.
Sebaliknya untuk orang yang kurus dan kurang makan, olah raga dalam hal membakar bahan energi ini tidak ada gunanya. Kalau ada atlet lari atau jalan cepat memakai jaket dari bahan semacam karet, itu dalam rangka membakar lemak.
Kedua, olah raga sebagai latihan aerobik, yaitu melatih paru-paru mengambil oksigen langsung dari udara yang dihirup. Maka di dalam darah akan banyak mengandung oksigen dan siap membawa bahan makanan ke seluruh tubuh.
Dalam hal aerobik ini, olah raga yang paling bagus adalah olah raga yang terus menerus dan menghabiskan cadangan udara yang ada di rongga paru-paru, misalnya lari (minimal 6 menit), jalan cepat, renang. Bagus di sini maksudnya dalam waktu yang sama diperoleh nilai aerobik yang besar.
Kalau mau tubuh selalu bugar, setiap minggu perlu memperoleh nilai aerobik sebesar 32, itu untuk orang biasa, kalau atlit atau pasukan tempur minimal 40. Sayangnya saya lupa daftar olah raga dan nilai aerobiknya, saya cari di internet juga tidak ketemu.
Misal saja tenis lapangan dobel, untuk satu set nilainya 2, maka untuk bugar seminggu harus main 16 set. Kalau jalan cepat selama satu jam nilainya 4, maka dalam seminggu harus jalan cepat 8 kali. Yang saya ingat benar, kalau lari maraton 18 km nilainya 40 (cukup untuk atlet dan pasukan tempur).
Oh ya, kalau ada olah ragawan Indonesia yang staminanya tidak kuat, saya curiga latihan aerobiknya dalam seminggu kurang dari 40. Saya ingat, Rudi Hartono (pemain bulutangkis terbaik Indoensia sampai saat ini), setiap hari lari mengelilingi stadion Senayan 8 kali.
Olah raga pernapasan juga termasuk aerobik yang baik, karena olah raga ini juga melatih paru-paru mengambil oksigen yang banyak dari udara secara langsung. Saya pernah mengikuti salah satunya dan merasakan hal ini.
Ketiga, memanaskan darah. Dari OR sebagai pembakar sumber energi dan sebagai latihan aerobick di atas, maka darah akan menjadi panas. Nah, darah yang panas ini akan mengikis lemak yang ada di dalam tubuh, khususnya di organ yang mengalirkan darah, seperti jantung dan pembuluh darah.
Maka lemak yang ada di jantung, pembuluh darah, ginjal, hati, dan seterusnya menjadi tidak ada. Maka semua organ tubuh akan bekerja normal. Sel-sel tubuh yang sudah tua akan mati kepanasan dan segera diganti dengan sel baru. Itu sebabnya selain badan sehat dan bugar, wajah jadi berseri. Seperti terlihta di Mbak-Mbak petugas di awal tulisan tadi
Bagaimana kalau tidak bisa ber-OR sama sekali? Olah raga sambil duduk saja sulit, atau bisa OR namun hanya sedikti sekali dan tidak cukup porsinya. Misalnya sudah sepuh sekali, ada masalah dengan kaki, dan sebagainya? Jelas penjelasan pertama dan kedua di atas tidak bisa dilakukan. Oleh karena itu yang bisa dilakukan adalah yang ketiga saja, yaitu memanaskan badan.
Memanaskan badan ini bisa dilakukan dengan berjemur, memanaskan badan di depan tungku, itu kalau jaman dulu, tungkunya dari tanah dan bahan bakarnya kayu. Bisa juga makan atau minum bahan makanan dan minuman yang membuat badan jadi hangat, misalnya yang mengandung jahe, merica, atau tape.
Seperti cerita di awal tulisan ini, sepertinya yang paling baik adalah memanaskan badan dengan alat pemanas dengan energi dari listrik. Tentunya di tempat yang menyediakan, ada yang gratis dan ada pula yang harus membayar. Kalau mau dan mampu membeli juga tidak dilarang. Syukur semiggu bisa dua kali atau tiga kali secara rutin dengan waktu misalnya 15 menit.
Oh ya, menggunakan alat pemanas ini perlu mengikuti petunjuknya. Kalau misalnya berpenyakit jantung atau tekanan darah tinggi, tidak boleh sekali pakai 15 menit, mungkin 5 menit saja dan sering diulang, misalnya seminggu 4 kali. Lamanya sekali pakai berapa kali seminggu tergantung kadar penyakitnya.
Mengapa nggak boleh lama? Begini, kalau misalnya di pembuluh darah banyak lemak, pembuluh menjadi sempit, jika tubuh dipanaskan, lemak akan rontok, kalau memanasinya lama, lemak yang rontok akan banyak dan malah bisa menyumbat pembuluh darah. Jadi harus sebentar saja, namun sering. Ini juga berlaku untuk olah raga lainnya, seperti jalan cepat.
Selain dengan pemanas seperti di atas, bisa juga berendam di air panas. Berapa lama dan seberapa panas? Itu juga tergantung kitanya, sehat atau tidak. Kurang lebih seperti penjelasan dengan alat pemanas di atas.
Kemudian satu lagi, kalau kita hidup di daerah dingin, lantai juga dingin apalagi lembab basah, jika kaki menginjak lantai akan akan membuat badan ikut cepat dingin. Maka seyogyanya (terutama yang sudah lanjut usia) untuk selalu memakai alas kaki yang terbuat dari karet atau plastik. Semoga badan kita selalu panas dan menambah berserinya paras. (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP)-FR