Secara natur, Manusia memiliki pandangan terbatas, ia hanya mampu melihat yang ada di depan matanya. Namun, Tuhan menganugerahi mata hati yang mampu menerobos tembok2 pembatas. Tingkat ketajaman mata hati itu tergantung dari kerendahan hati dan kedalaman ilmu seseorang.
Seseorang dikatakan arif bijaksana bila ia tajam mata hatinya. Menjadi benar itu penting, tapi merasa benar itu tidak perlu. Kearifan membuat seseorang jadi benar, bukan merasa benar. Perbedaan Orang Benar dan Orang yang Merasa Benar :
* Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar. Sebaliknya orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinya yg paling benar.
* Orang benar, bisa menyadari kesalahannya. Sedang orang yang merasa benar, merasa tidak perlu untuk mengaku salah.
* Orang benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap rendah hati. Tetapi orang yang merasa benar, merasa tidak perlu berintrospeksi. Karena merasa sudah benar, mereka cenderung tinggi hati.
* Orang benar memiliki kelembutan hati. Ia dapat menerima masukan/kritikan dari siapa saja. Bahkan dari anak kecil sekalipun. Orang yang merasa benar, hatinya keras. Ia sulit untuk menerima nasihat, masukan apalagi kritikan.
* Orang benar akan selalu menjaga perkataan dan perilakunya, serta berucap penuh kehati-hatian.
Orang yg merasa benar, berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya tanpa mempertimbangkan dan mempedulikan perasaan orang lain.
Pada akhirnya, Orang benar akan dihormati, dicintai dan disegani hampir semua orang. Namun orang yg merasa benar sendiri hanya akan disanjung oleh orang-orang yang berpikir sempit, yang sepemikiran dengannya, atau orang-orang yang sekadar ingin memanfaatkan dirinya.
Nah sobat, Mari terus memperbaiki diri untuk bisa menjadi benar, agar tidak selalu merasa benar. Bila kita sudah termasuk tipe “orang benar”, bertahanlah dan tetap Rendah Hati. (Bagoes; dari grup WA-72)-FR
——-
Sajian lainnya :
- Kebahagiaan
- Ilmu hikmah
- Hidup
———
1-Kebahagiaan
Jika kekayaan bisa membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle, orang terkaya dari Jerman, tidak akan menabrakkan badannya ke kereta api.
Jika ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi terkenal di USA, tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.
Jika kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya G. Vargas, presiden Brazil, tidak akan menembak jantungnya sendiri.
Jika kecantikan bisa membuat orang bahagia, tentunya Marilyn Monroe, artis cantik dari USA, tidak akan meminum alkohol & obat depresi hingga overdosis.
Jika kesehatan bisa membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Perancis, tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di televisi.
Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang itu, bukan ditentukan oleh seberapa kayanya, tenarnya, cantiknya, kuasanya, sehatnya atau sesukses apapun hidupnya.
Tapi yang bisa membuat seseorang itu bahagia adalah dirinya sendiri. Mampukah ia mensyukuri atau berpuas hati terhadap semua yang sudah dimilikinya dalam segala hal.
Kalau kebahagiaan bisa dibeli, pasti orang-orang kaya akan membeli “bahagia” tersebut dan kita akan sulit mendapatkan kebahagiaan karena sudah diborong oleh mereka.
Kalau kebahagiaan itu ada di suatu tempat, pasti di belahan lain di bumi ini akan kosong karena semua orang akan ke sana berkumpul di mana kebahagiaan itu berada.
Untungnya kebahagiaan itu berada di dalam hati atau pikiran setiap manusia. Jadi kita tidak perlu membeli atau pergi mencari kebahagiaan itu.
Yang kita butuhkan adalah hati yang bersih dan ikhlas serta pikiran yang jernih, maka kita bisa menciptakan rasa “Bahagia” itu kapan pun, di manapun dan dalam kondisi apapun. Kebahagiaan itu milik orang-orang yang dapat bersyukur. (Suhirto M; dari grup FB-ILP)-FR
———-
2- Ilmu hikmah
@ Jangan bicara tentang hartamu dihadapan orang miskin
●Jangan bicara kesehatanmu dihadapan orang sakit
●Jangan bicara kekuatanmu dihadapan orang lemah
●Jangan bicara kebahagiaanmu dihadapan orang yang sedang sedih
●Jangan bicara kebebasanmu dihadapan orang yang terpenjara
●Jangan bicara tentang anakmu dihadapan orang yang tidak punya anak
●Jangan bicara tentang orangtuamu dihadapan anak yatim
Karena sebenarnya mereka sudah cukup terluka dengan ujiannya/ keadaannya selama ini
Ali bin Abi Thalib R.a (Djohan Noor; dari grup WA-78)-FR
———
3-Hidup
1) Hidup itu seperti roti.
Berawal dari bagian-bagian kecil yang menyatu dengan baik. Tepung, gula, mentega, telur, ragi, dll.
2) Walaupun diaduk, diputar, diremas, dibanting… Semua itu tak merusaknya, bahkan membuatnya makin menyatu, lembut dan kalis.
3) Hanya setelah bersatu dgn baik, adonan tadi bisa berkembang. Andai tepung terlalu sombong tak mau bersama ragi, ia tentu tetap jadi tepung.
4) Individu yg mau bersatu dlm sebuah tim akan berkembang bersama timnya. Yg individualiatis, akan tetap seperti ia bermula, bukan siapa-siapa.
5) Stlh mengembang, adonan dipotong, dicabik, digiling. Tapi justru proses inilah yg mbentuk individu roti jadi long john, kadet ato lainnya.
6) Ujian tak berhenti sampai di situ, roti pun selanjutnya digoreng atau dipanggang. Ditempa dengan panas malah membuatnya makin berkembang.
7) Hanya mereka yg selamat dari ujian bantingan, pemotongan dan tempaan panas yg layak dihias dgn topping yg menawan. Yg lain, dibuang.
8) Ada adonan yg tak menyatu dgn baik, gagal berkembang. Ada yg dipotong terlalu besar, tdk matang. Ada juga yg gosong dlm panggangan.
9) Seperti itulah hidup. Ada yg gagal di tahap awal, msh bisa mengulang prosesnya. Tapi yg gagal di ujian akhir, gosong di panggangan, dibuang.
10) Hanya yg sdh lewati ujian akhir terberat dlm panggangan yg dihias dgn cantik & dihargai dgn nilai yg berkali-kali lipat dari nilai bahannya.
11) Jadi kalau merasa sdg diputar2, dipukuli bertubi2, dibanting. Bersabarlah, itu tandanya sdg diproses menjadi lbh lembut sprti adonan roti
12) Kalau merasa didiamkan, dikucilkan, bahkan seperti ditutup dgn kain basah yg pengap. Itu tandanya sdg dlm proses berkembang, seperti roti.
13) Kalau merasa dipotong, dicabik, digilas… Itu tandanya sedang dibentuk menjadi individu yg unik. Seperti roti yg beraneka macam bentuk.
14) Klo merasa “panas”… Bersabarlah, krn setelah itu akan lbh berkembang lagi & dihiasi dgn topping yg cantik. Nilaimu akan lbh tinggi lagi
15) Oke, itulah tadi “sarapan roti” pagi ini. (Ngreni; dari grup WA-78)-FR