P2Tel

Holding BUMN Energy banyak manfaat

Jakarta– Rencana pemerintah membentuk holding BUMN energi sangat baik bagi kedaulatan energi nasional. Selain tingkatkan efisiensi, juga membuat kemampuan holding lebih besar. “Jadi, positifnya banyak,” kata Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro dalam keterangan tertulisnya di Jakarta (5/6).

 

Pembentukan holding memang efisiensi jauh meningkat. Sebab, dengan holding ada penyatuan infrastruktur antara Pertamina-PGN. Selain itu, dari sisi penugasan pemerintah, adanya lembaga baru nanti, tentu penugasan lebih sederhana dan membuat jauh lebih efisien. “Salah satunya persoalan open access. Jika selama ini bermasalah, maka adanya holding, persoalan itu akan selesai,” kata dia.

 

Dari sisi investasi, Komaidi juga menilai, bahwa dengan holding maka kemampuan investasi jauh lebih besar. Karena penggabungan aset akan bisa dimonetisasi, artinya bisa menjadi agunan atau jaminan untuk penerbitan obligasi jika ingin melakukan pembiayaan.

 

Itu sebabnya Komaidi tidak heran, jika saham PGN mengalami rebound ketika pemerintah menggulirkan rencana pembentukan holding. Hal ini terjadi, karena para investor melihat bahwa pembentukan holding memang sangat positif.

 

Apalagi, perencanaan itu dilakukan langsung oleh Kementerian BUMN, sehingga investor semakin mendapat jaminan dari pemerintah. “Tren saham tersebut juga terjadi di berbagai negara. Karena penyatuan perusahaan akan menjadikan lebih efisien,” lanjutnya.

 

Dalam konteks itulah Komaidi mengajak semua pihak untuk menyambut baik respons positif tadi. Tidak hanya pemerintah yang harus menyambut baik, namun juga Pertamina dan PGN. Pakar energi UGM Fahmy Radhi juga mengatakan, bahwa di tengah persaingan industri migas yang semakin ketat, pembentukan holding BUMN Energi di Indonesia memang menjadi mendesak.

 

Berbicara pada talkshow bertajuk, “Holding Energi untuk Apa?” di Kahmi Center Jakarta kemarin, Fahmy menegaskan, pembentukan holding diyakini dapat mendorong bisnis holding BUMN energi menjadi lebih kompetitif, dapat memperkuat struktur aset dan modal, serta menjadi lebih efisien.

 

“Saya setuju holding energi dibentuk. Karena dalam kondisi harga minyak yang selalu menurun, ini memang perlu ditata kembali. Saya setuju, karena bisa mendorong efisiensi akan mendorong akumulasi modal, danakan lebih kompetitif. Ini memang suatu kebutuhan,” kata Fahmy.

 

Itu sebabnya, Fahmy juga memberi apresiasi kepada Presiden Jokowi dalam rapat terbatas tentang pembentukan holding di semua BUMN. “Jokowi bagus, harus diapreisasi, harus disambut dengan baik,” kata dia.

 

Begitu pula dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, yang merespons dengan cepat pernyataan Presiden. “Menteri Rini yang dengan cepat merespons. Ini juga bagus, kita apresiasi juga,” lanjtu Fahmy.

Menurut Fahmy, holding sangat tepat sebagai langkah untuk menata tata kelola dan memagari agar jangan sampai ada mafia migas.

 

Di sisi lain, Fahmy juga setuju jika Pertamina menjadi National Oil Company (NOC). Menurutnya, setiap negara seharusnya memiliki satu NOC. Keberadaan NOC ini penting sebagai representatif. Misalnya untuk melakukan tender di luar negeri, maka yang berperan adalah NOC.

 

Ketika akan jual minyak/gas ke luar negeri, maka NOC bisa berperan. “Jadi, saya setuju dan mendukung. Karena hal itu nanti bisa dikordinasikan di dalam holding,” kata Fahmy. Terkait usulan pembentukan National Gas Company (NGC), Fahmy juga setuju, namun tidak saat ini. Karena sebaiknya hanya NOC saja. Karena saat ini UU meliputi minyak dan gas, maka sebaiknya fokus hanya pada NOC dahulu.

 

“Kami di UGM pernah membahas masalah NGC. Tapi kesimpulannya jangan sekarang. Sekarang benahi dulu. NGC perlu tapi tidak sekarang,” kata dia. (Paulus Nitbani/PCN; BeritaSatu.com dan http://www.beritasatu.com/industri-perdagangan/368471-pembentukan-holding-bumn-energi-dinilai-banyak-manfaat-positif.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version