Sahabaku ….. jika bangun sudah mulai sering kesiangan. Saat shalat jama’ah berulang ketinggalan. Tahajud mulai terlewatkan. Shalat sunnah terasa memberatkan. Mengaji pun tak punya kesempatan … Yang dipikirkan hanya keuntungan bisnis ….. bisnis …… dan bisnis. Mungkin ini peringatan.
Tatkala shalat tak lagi nikmat, tilawah mudah lelah, puasa rasanya menyiksa … mungkin ini sebuah pertanda. Waktu kawan yang saleh mulai dijauhkan, namun teman kesia-siaan malah berdatangan. Pembicaraan akhirat terasa membosankan, ngobrol kesenangan dunia semakin mengasyikkan … jangan-jangan ini teguran.
❄
Mengapa terhalang melakukan kebaikan? Kenapa terjauhkan dari kesalehan?
Jangan-jangan ada dendam yang mencengkeram, ada kebusukan menghuni hati atau bara kesombongan yang masih tersimpan.
Jangan-jangan ada keharaman merasuk dalam badan, atau jejak dosa yang belum terhapuskan.
Melihat ke belakang barangkali pernah mengukir kata yang menoreh luka, Lalu mereka tak kuasa menahan kecamuk dalam dada dan melantunkan doa … yang entah apa isinya?
🍃
Sebaliknya … Jika tiba-tiba sekarang begitu dekat dengan orang yang gemar berbuat kebajikan. Tanpa sengaja sering menemukan kalimat nasihat atau peringatan.
Saat ada yang mengajak berbuat baik begitu mudah mengiyakan. Hati begitu lembut, tidak sukar menerima kebenaran. Meski sebelumnya kita dianggap manusia berandalan.
💦
Berarti Allah masih melihat ada kebaikan ….
Entah itu sebuah bakti pada ibu yang tak lelah berdoa, atau mungkin punya jiwa yang selalu tulus membantu sesama. Apapun itu, berarti Allah masih memberi kesempatan.
Lalu berada di manakah kita sekarang? (Muchtar AF; dari grup WA-BPTg)-FR