Sulit membayangkan bila Allah tidak menciptakan kayu Albasia atau kata urang Sunda jeungjing ini. Lalu, bagaimana orang membuat peti untuk kirim barang atau hasil bumi. Kayu ini kelas IV, ringan, umumnya pucat dan tidak sekuat kayu jati. Tapi murah dan manfaatnya banyak menyentuh kehidupan manusia.
Petani-petani banyak menyukai menanam pohon Albizia Chinensis ini karena tumbuh cepat dan laku dijual. Di desa, kayunya cukup kuat untuk perabot dan rumah-rumah sederhana. Bahkan pabrik kayu lapis juga bersedia menampung dalam kiriman yang banyak.
Petani memelihara dengan teliti bibit yang ditanam berseling dengan palawija. Mereka memeriksa kuncup-kuncup daun muda agar tidak terserang penyakit. Pangkal batangnya juga dijaga agar tidak dimakan hama atau terbakar api di musim kemarau.
Bila pohon sudah tinggi, batangnya yang lurus menjulang dan daunnya hijau indah melambai-lambai seolah lambaian rezeki. Indah memang. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR