P2Tel

Bermenung-Buang busuknya sampah, ketangkap basah

Beberapa bulan yang lalu Pak Sabar memasang pakan beracun untuk tikus yang sering ada di depan rumahnya. Kalau ada yang mati dan tidak ketahuan, lama-lama berbau sangat tidak enak. Namanya juga bangkai tikus.

Beberapa hari kemudian ada bau menyengat lagi. Pak Sabar mencari bangkainya, namun tidak ketemu. Sudah dicari-cari bersama Bu Sabar di sekitar tanaman, tetap tidak ketemu. Sampai malu ketika ada tamu datang dan ada bau seperti itu.

 

Bau busuk ini ternyata beberapa lama kemudian ada lagi dan ketika dicari tidak ketemu lagi. Hal ini tentu membuat Pak Sabar dan Bu Sabar pusing tujuh keliling. Sungguh mati mereka jadi penasaran. Akhirnya rasa penasaran mereka terjawab.

 

Bu Sabar melihat ada tukang sayur yang menggunakan sepeda motor, lewat depan rumah, lalu “werrrr” membuang sebungkus plastik sampah ke tempat sampah di depan rumah tetangga sebelah. Sampah itu berupa sampah udang (kepala dan bagian lain) yang rupanya sudah tidak baik.

 

Makanya esok harinya baru terasa baunya, mirip dengan bau bangkai tikus. Busuk dan sangat menyengat. Nah, tempat sampah itu berada di perbatasan tanah tetangga dengan tanah Pak Sabar, maka baunya seperti berada di halaman Pak Sabar saja.

Membuang sampah berbau ini sering dilakukan, namun tidak bisa dibuktikan. Pak Sabar merasa jengkel juga. Mau menegor, tidak ada buktinya. Selain itu tukang sayur itu menggunakan sepeda motor, jadi ketika membuang tinggal melempar saja, tanpa motornya berhenti.

Pak Sabar membuat tulisan dari kertas agak besar ditempat sampahnya dan di tempat sampah tetangganya itu. Isinya dilarang membuang sampah apapun, kecuali pemilik. Aman. Orang itu tidak membuang sampah, Namun sebulan kemudian mulai membuang lagi. Kebiasaan lama terulang kembali.

Kejadian terus berlangsung berkali-kali dengan selang beberapa hari. Lalu Pak Sabar sering berdoa, semoga orang itu diingatkan dan mendapat solusi yang baik. Suatu hari, Pak Sabar sedang beres-beres di depan rumah bersama Bu Sabar. Tiba-tiba ada suara “gubrak”.

 

Ketika ditengok, sepeda motor tukang sayur itu terjatuh agak di depan rumah, di dekat tempat sampah. Dia sedang memungut sampah udang dari tempat sampah. Ketahuan. Rupanya bagian belakang sepeda motor itu diberi keranjang dari kayu dan bambu untuk memuat dagangan sayuran, ikan, dsb.

 

Mungkin ketika tangan kiri melempar sampah ke tempat sampah, keseimbangan hilang, sehingga akhirnya sepeda motor roboh. Sudah begitu rantainya lepas pula. Maka Pak Sabar bisa menangkap basah tukang sayur itu. Dia dinasehati agar tidak membuang sampah udang lagi dengan sembarangan dan merugikan orang lain.

Begitulah kalau orang dizalimi (dinakali, dirugikan) doanya mudah dikabulkan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka seyogyanyalah kita berusaha untuk tidak menzalimi, menakali, merugikan orang lain

Widartoks 2016; dari grup FB)FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version