Makin banyak makin baik
Ke masjid kami dalam beberapa hari jum’at kedatangan seorang laki2 (35) tahunan yang datang bersama anak laki2 (8), dia menyerahkan shodaqoh berupa uang. Karena dia bukan jemaah tetap dan tidak tinggal sekitar masjid kami, saya tanya tinggalnya dan kenapa menginfakkan hartanya ke masjid kami.
Dia dokter spesialis berstatus PNS dan sorenya buka praktek pribadi, Dia berniat menginfakkan pendapatan yang diperoleh hari kamis dan dilaksanakan hari jum’at keesokannya, adapun masjid tempat menitipkan rijkinya tidak satu tapi beberapa masjid bergilir. Dan dia membawa anak sekaligus mendidik agar timbul rasa ingin berbagi dan dipraktekkeun kelak jika dewasa.
Dasar pemikiran yang disampaikan adalah bentuk syukur atas rizki yang diterima, rizki punya keluarga (istrinya juga PNS) dan bisa praktek pribadi, dikaruniai anak, tempat tinggal yang memadai walau tidak mewah, keluarga besar baik dari fihak dia dan fihak istrinya saling mencintai satu sama lain.
Dia cerita bisa menjalani pendidikan dokter sampai spesialis juga itu karunia yang tiada semua orang diberi kesempatan. Sambil senyum menyampaikan walau akhir2 ini profesi dokter sering dihujat dan dituduh materialistis, tidak setia sumpah jabatan.
Juga risiko dituduh maal praktek walau melalui prosedur baku berdasarkan keilmuannya. Sekalian curhat mengurangi beban psikologis. Saya teringat cerita yang beredar di medsos tentang seorang tukang becak yang menggratiskan jasanya setiap hari jum’at, dengan alasan sudah diberi rizki di 6 hari lainnya.
Baik dokter tersebut yang saya perhatikan kendaraannyapun bukan mobil katagori mewah, atau pun tukang becak yang sangat sederhana adalah manusia2 yang berupaya bersyukur semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuannya.
Saya hanya membayangkan jika individu2 dari profesi lain berlomba berbuat kebaikan melalui harta yang disisihkan seperti profesi di atas, boleh jadi banyak kaum dhuafa terbantu. Mungkin setiap organisasi profesi punya program penanggulangan problem keumatan yang difokuskan berdasar area wilayah. Sehingga makin banyak…..akan makin baik. Wallohu’alam. (Nanang Hidayat; dari grup WA-BPTg)-FR