P2Tel

Bermenung-masa lalu, kini dan masa datang

Orang yang terlalu banyak memikirkan atau mengingat masa lalu akan hidup di alam kenangan. Adakah? Ada. Orang yang sering membanggakan asalnya dari mana, keuarga siapa, dulu kerja di mana, pernah berprestasi atau menjabat sebagai apa dan seterusnya.

Orang yang terlalu banyak memikirkan masa akan datang, akan hidup di alam angan2. Adakah? Ada. Nanti kalau saya sudah besar mau begini. Jika saya jadi anu, saya akan begini. Sekian tahun lagi saya pengin menjadi anu. Apakah yang dipikirkan akan menjadi kenyataan? Tidak ada yang menjamin. Esok hujan atau tidak saja kita tidak bisa dipastikan.

Orang yang terlalu banyak memikirkan masa kini, akan hidup di alam pragmatis. Mencari jalan praktis (cepat, mudah, murah) untuk mencapai tujuan. Kadang lupa akan sejarah masa lalu, lupa keluarga, lupa asal, lupa rencana awal, lupa komitmen.

 

Bisa pula tidak memikirkan akibat perbuatannya di masa yang akan datang. Banyak orang seperti ini. Di kemudian hari baru menyadari, saat itu tidak melihat jauh ke depan. Banjir akibat gunung digunduli, masuk bui, anak menanggung malu dan semacamnya bisa jadi akibat dulu tidak memikirkan masa yang akan datang.

Jadi yang baik bagaimana? Pikiran kita 90% untuk memikirkan masa kini, karena kita hidup di masa kini. Tapi perlu juga menengok ke belakang, cukup 5% saja. Ibarat pintu, pintu ke belakang ini dibuka lebar. Sambil berfikir masa kini, hari ini, saat ini, sekali-kali perlu menoleh ke belakang.

 

Dari mana asal kita, dulu bagaimana, rencana yang sudah dibuat seperti apa, agar yang kita pikirkan, kerjakan seseuai dengan rencana itu, jangan sampai melenceng. Melihat ke depan ke masa yang akan datang? Perlu juga, porsinya cukup 5% saja dan ibarat pintu, yang menghadap ke depan ini tidak dibuka lebar, tapi memakai jeruji, teralis.

 

Jadi pandangan ke depan tidak bebas, karena yang akan datang itu tidak yakin benar akan terjadi sesuai yang kita pikirkan. Bagaimana 10 tahun lagi? Tidak pasti, nanti apa hujan saja kita tidak bisa memastikan.

Contoh. Kalau kita mau menjadi anu sekian tahun mendatang, buatlah rencana. Nah, jangan lama-lama membayangkan masa mendatang itu, kembali ke masa kini, sekarang kerjakan apa-apa agar rencana ke depan itu tercapai. Jangan menunda-nunda.

Katanya orang baik akan masuk sorga, ya sudah cukup ingat yang itu saja, lalu kita berbuat berbagai hal sekarang, agar kelak masuk sorga. Kalau banyak dosa di masa lalu, ya sudah jangan banyak dipikir, sekarang bertobat dan berbuat kebaikan sebanyak mungkin untuk menutup dosa-dosa masa lalu itu.

Jika besuk pagi mau ke luar kota, ya sudah jangan banyak membayangkan yang akan kita kunjungi dan kerjakan esok. Sekarang siapkan segala sesuatunya, kendaraan, pakaian, uang, KTP, kartu kredit, bekal di jalan dan sebagainya, jangan sampai esok pagi ada yang tertinggal.

Kalau di tempat kerja, jangan memikirkan rumah dan keluarga. Cukup diingat saja bahwa kita punya keluarga, kita bekerja untuk mereka dan kita ditunggu mereka, lalu fokus ke pekerjaan..

Kalau di rumah, ya jangan memikirkan pekerjaan kantor. Temuilah keluarga, nikmati kebersamaan dengan mereka. Kalau anda sudah membaca ini, ya sudah ingat saja intisarinya, lalu segeralah ke pekerjaan utama anda. (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version