Disuatu kesempatan bertemu b. Lies, saya di beri oleh oleh GULA Pohon Siwalan. Bentuknya seperti gula semut dari sukabumi, rasa manisnya agak beda dengan gula kelapa, tapi pulen.
Bu, ini bukan grativikasi kan? Ujarku sok gaya.KPK.
Saya terima dengan senang karena saya pernah lihat cara bikinnya di Kupang oleh petani gula dari pulau Rote (Pulo ujung selatan Indonesia). Semua murni tanpa rekayasa kimiawi. Dan sebagai barternya tak lupa kubingkiskan dodol Garut buat beliau dan teman2. Khusus untuk sahabat yang di Mataram kuserahkan sebungkus tempe oncom Bandung.
Nggak banyak, bahkan mungkin nggak enak, tapi indahnya tukar menukar “cindera mata” dalam bingkai sikaturahmi ini tak ternilai jadi kenangan sanubari. Apalagi tatkala lihat p Ujang, orang bandung yg pensiun dimataram, biar giginya ompong tapi tetap nekat mengunyah tempe oncom.
Jadi ingat figur engkongnya si doel anak betawi, *pak TILE* (Soenarto SA; dari grup WA-VN)-FR
Catatan dari Lies Raja Kupang:
1-Pak Narto …. itu nama nya Hula semut Dari pulau Rote kalau yang pak Narto pernah lihat cara buat itu nama nya gula lempeng dari pohon lontar, dalam bahasa kupang namanya pohon Tuak .
Kalau ada teman teman ada yg ingin bisa lies kirim
2-Gula semut itu harus nya gula lempeng tidak akan berpengaruh pada orang yang punya mentality Diabetes. Kalau sakit lambung bisa di mengonsumsinya. Di kupang ada beberapa jenis gula : Gula air Dari pulau rote dan Gula sa Bu dari pulau sa Bu. (FR)