Belum lama ini tetangga Pak Johar, yaitu Bu Aren pergi ke ke Jember, Jawa Timur. Menengok putranya yang kerjanya akan pindah ke kota lain, sekaligus berkunjung ke besannya.
Beberapa hari sebelum berangkat, banyak yang nitip dibelikan makanan khas Bandung bernama “Cireng”, yaitu makanan terbuat dari “aci” atau pati singkong yang dibuat adonan lalu di-go-“reng” sebelum dimakan. Cireng = aci goreng.
Dari Bandung, Bu Aren naik pesawat terbang menuju Surabaya, disambung lagi ke Jember. Ketika “chek in” in alias lapor di Bandara Husen Bandung itu, barang bawaan diperiksa. Kalau pakaian dia hanya membawa tas kecil isi beberapa setel. Bawaan yang banyak itu berupa “Cireng” pesanan tadi dan makanan oleh2 tambahan lain.
Kertika ditimbang, “cireng” dan kawan-kawannya yang berjumlah empat dus agak besar ternyata berat juga dan setelah dihitung biaya bagasinya sekitar 500 ribu rupiah.
Bu Aren kaget juga kok segitu mahal, padahal isi oleh2nya relatif murah saja. Tapi ya sudah, barang sudah dibeli, masak mau ditinggal ? Ini namanya “cireng” mahal di ongkos. KBY. Kok bisa ya ? (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP )-FR