ELSHINTA. Menpar RI Arief_Yahya dan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura, S. #Iswaran, menandatangani Memorandum Saling Pengertian (MoU) Kerja Sama Bidang Pariwisata RI-Singapura. Itu dilakukan di hadapan Presiden RI, #Jokowi dan PM Singapura, #Lee_Hsien_Loong, di Wisma Perdamaian, Semarang, Jateeng, (14/11/16).
Dalam siaran tertulisnya, Kemenpar RI menjelaskan lingkup MoU ini promosi dan pemasaran bersama;
1. kapal pesiar (cruise);
2. konvensi,
3. insentif, serta
4. pameran (MICE).
Kegiatan yang dilakukan: Pembangunan destinasi dan pelabuhan; pengembangan SDM melalui pelatihan, seminar, dan loka karya; penelitian dan pengembangan; investasi pariwisata; kerja sama sektor swasta; dan pertukaran informasi. Proses kelahiran MoU Kerja Sama Pariwisata RI-Singapura ini tak butuh waktu lama.
“Ini MoU tercepat yang pernah dibuat Singapura,” ungkap Leong Yue Kheong, Assistant Chief Executive of Singapore Tourism Board. Sejak 2010, Singapura menunjukkan minat bekerja sama di bidang kapal pesiar. Namun Indonesia mengkalkulasi untung ruginya bekerja sama di bidang kapal pesiar dengan Singapura.
Baru pada era Presiden Jokowi diputuskanlah bahwa kerja sama pariwisata dengan Singapura harus diprioritaskan.
“Saya setuju Singapur-Indonesia ber-sama2 melakukan kerja sama promosi pariwisata jadi paket destinasi bersama dan diharapkan dengan kerja sama promosi ini turis yang datang ke Singapura dan Indonesia jadi lebih banyak dan naik dari tahun sebelumnya,” arahan Presiden pada Leaders Retreat di Singapura, 28 Juli 2015.
Hal ini segera ditindaklanjuti Menteri Pariwisata Arief Yahya. “Kami sudah tetapkan Singapura sebagai hub untuk Pariwisata. Semua penerbangan dunia mampir ke sana,” kata Menpar Arief Yahya.
Selain itu, Menpar melihat Singapura bukan hanya hub transportasi udara internasional dan pintu gerbang pariwisata, tapi juga jadi hub pasar MICE-Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions yang potensial. Ada puluhan ribu perusahaan asing, Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di sana.
Akhirnya, pada Pertemuan Tingkat Menteri Perekonomian kedua negara di Singapura, 30 Mei 2016, Indonesia menentukan sikap, menyetujui MoU kapal pesiar, akan tetapi mengusulkan pula perlunya MoU yang mencakup kerja sama pariwisata secara luas.
Ada dua (2) MoU yang ditandatangani pada Leaders Retreat. Tak disangka, Kemlu Singapura mengusulkan cukup satu (1) MoU Pariwisata yang di dalamnya mencakup pula bidang kapal pesiar. Indonesia dengan senang hati menyambut usulan itu. Sehingga lahirlah MoU Pariwisata Indonesia-Singapura.
Menariknya lagi, MoU Pariwisata RI-Singapura ini satu2nya MoU yang ditandatangani di hadapan #kedua_kepala_negara di pertemuan Leaders’ Retreat tahun ini. “Kerja sama pariwisata merupakan salah satu fokus hubungan bilateral Indonesia-Singapura,” jelas Michael Goutama, Waket Kadin Indonesia untuk Singapura.
ANGKA-ANGKA..
Faktanya, Singapura negara ranking satu penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia. Tahun 2015, tercatat 1.519.430 wisatawan Singapura berkunjung ke Indonesia. Jumlah ini meningkat 0,01% dari periode yang sama tahun 2014. Tahun 2016, Indonesia menargetkan kunjungan wisatawan Singapura sebanyak 1.800.000 orang.
#Destinasi favorit wisatawan Singapura adalah:
Batam, Jakarta, Bali, dan Surabaya.
Untuk menggaet lebih banyak wisatawan Singapura, Indonesia – dalam hal ini Kementerian Pariwisata – aktif mengikuti pameran pariwisata di Singapura, antara lain NATAS Travel Fair dan NATAS Holiday Fair, serta pada Mei-Juni 2015, Bandara Changi di Singapura bertemakan pariwisata Indonesia.
Sebaliknya, Singapura merupakan destinasi wisata yang populer bagi orang Indonesia. Bukan rahasia lagi bahwa jumlah terbesar wisatawan yang datang ke Singapura berasal dari Indonesia, yaitu 2,7 juta orang (STB, 2015). Baru kemudian disusul oleh wisatawan : Tiongkok (2,1 juta), Malaysia (1,2 juta), Australia (1,043 juta), dan India (1,013 juta).
Pada tahun 2015, Singapura menarik kunjungan 15,2 juta wisatawan asing. Jumlah wisatawan hampir #tiga_kali_lipat penduduk negara-kota ini. Sedangkan devisa yang didapatkan dari sektor pariwisata adalah US$17,7 milyar di tahun 2014.
Karena itu, tak diragukan lagi pentingnya penandatanganan MoU Pariwisata RI-Singapura ini untuk lebih meningkatkan hubungan pariwisata saling menguntungkan kedua negara. Tak hanya MoU Pariwisata oleh pejabat tingkat menteri, dalam Leaders’ Retreat ini juga diluncurkan kerja sama Temasek Foundation International – Republic Polytechnic Hospitality and Tourism Capability Development Programme in Indonesia.
MoU ini ditandatangani oleh Principal/CEO of the Republic Polytechnic Singapore dengan:
1. Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung;
2. Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali;
3. Direktur Akademi Pariwisata Medan;
4. Ketua Politeknik Pariwisata Makassar;
Di hadapan para menteri kedua negara. (Agus Suryono; dari grup FB-ILP; http://tempoberita.com/index.php/2016/11/16/ini-fokus-kerja-sama-pariwisata-indonesia-singapura/)-FR