P2Tel

Bendungan Ma rib (TA-158)

Bekas2 peradaban di Yaman, ada sejak 3300 tahun lalu, dibawah pemerintahan dinasti Mukrib Saba, (kemudian disebut Saba saja). Saat itu mulai diperkenalkan bangunan raksasa yang sulit dipercaya orang bisa membangun bangunan megah dan sangat bermanfaat bagi pertanian sekaligus peradaban.

 

Bangunan itu dikenal sebagai bendungan raksasa yang pertama di dunia. Panjang bendungan 600 meter, tebal bendungan 60 meter dan tingginya 16 meter. Luar biasa.

Bendungan berada pada titik dua sungai dan menurut penelitian ilmuwan modern, bendungan ini mengaiiri hampir 1000 ha, sebagian di belahan selatan bendungan dan bagian lain di barat bendungan. Tepat seperti yang disebutkan dalam Al Qur’an,
“Bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu 2 kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.” (QS Saba 34:15)

Berkat bendungan kuno itu, sistim irigasi tertata baik. Negeri pegunungan itu menghijau dengan kesuburan tanahnya menghidupi masyarakatnya, menjadi makmur. Peradaban sangat maju dan berkembang. Namun, sedikit demi sedikit ajaran Nabi Sulaiman terkikis dan masyarakat lupa. Mereka berpaling dari ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan Allah menghukum mereka,
“Tapi mereka berpaling, maka Kami kirim ke mereka banjir besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan 2 kebun yang ditumbuhi (pohon2) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit pohon Sidr. Demikian Kami beri balasan ke mereka karena kekafiran mereka. Dan Kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya ke orang2 kafir”. (QS Saba 34:16-17)

Pada ayat itu, Allah menyebut sailul ‘arim, bendungan yang sejak lama retak dan diperbaiki, mendadak jebol menimbulkan banjir besar. Menyisakan tanah tandus berpohon pahit, meruntuhkan peradaban di Yaman dan mencerai beraikan suku2nya. Para ahli modern memperhitungkan itu terjadi tahun 450 M dan Qur’an menuliskannya 175 tahun kemudian. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version