Beberapa hari lalu Pak Sabar pergi ke luar kota naik KA, berangkat pagi sekali. Sebenarnya tiap pagi dia punya kegiatan yang biasa dilakukan, yaitu ke kamar kecil. Karena saat jadwal kegiatan itu tiba dia berada di atas KA, maka kegiatan itu tidak bisa dilakukan. Spanjang perjalanan perut terasa tidak nyaman. Sesampai di tujuan, kegiatan rutin itu juga tidak bisa terlaksana dengan se-baik2nya.
Nah, di sini terasa kalau kegiatan bisa berjalan lancar akan membawa kebahagiaan. Kebahagiaan yang sesungguhnya setiap hari dialami tidak dirasakan. Menjadi terasa bahwa itu membahagiakan setelah mengalami ketidak lancaran dalam pelaksanaanya.
Kalau kita bisa sarapan pagi, sebenarnya itu suatu kebahagiaan, sebab banyak orang tidak bisa sarapan pagi, misalnya karena tidak punya bahan yang akan di makan, dilarang makan oleh pihak lain (misalnya dokter, pengawas, dst), tidak bisa makan (misalnya mulutnya sakit, makan hanya dari infus).
Jika kita bisa ber-face book ria dan memanfaatkan untuk kebaikan (belajar, berbagi, berteman), itu juga kebahagiaan, sebab banyak orang yang belum kenal facebook.
Tentu jutaan hal bisa membuat kita bahagia, sekalipun banyak hal yang membuat kita sedih. Tinggal bagaimana kitanya. Andaikan kita mengambil lebih banyak yang membuat kita bahagia, tentulah kita akan merasa bahagia.
Jadi, bahagia itu mudah, tinggal pilih jutaan hal bisa membuat kita bahagia dan sedikit mengambil hal yang membuat kita tidak bahagia, sebagai pembanding. Tentu sebaiknyalah kebahagian yang kita raih sesuai norma agama, norma masyarakat dan negara, serta bukan kebahagiaan sesaat yang bisa membawa ketidak bahagiaan di masa mendatang. (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP)- FR