Ini terjadi sekitar tahun kelima kenabian, atau 615 M pada bulan Ramadhan. Terdapat berbagai versi kejadian ini, bahkan diantara para penulis Islam. Musuh Islam memfitnah bahwa Nabi Muhammad telah berkompromi dengan para musyrik Quraisy dengan sujud dihadapan berhala-berhala mereka.
Ijinkanlah saya merujuk tulisan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfury, dalam kitab sejarah Rasul. Saat itu Rasul mendatangi orang2 Quraisy yang lagi berkumpul di Ka’bah. Nabi membacakan surat an-Najm (Surat ke 53),
“Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidak sesat dan tidak pula keliru dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat…….”
orang-orang Quraisy yang sangat menyukai syair terdiam mendengarkan alunan suara Rasul yang begitu memukau. Mereka menyimak setiap bacaan yang keluar dari bibir Nabi SAW, melanjutkan,
“……yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad) apa yang telah Allah wahyukan. Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya…….”
Para pendengar menahan nafas, seolah-olah mereka merasakan malaikat yang Agung itu mendekat menghampiri Rasul. Semua menghayati ayat demi ayat, sampai kemudian pada ayat terakhir (ayat 62),
“……maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia)”.
Nabi langsung bersujud membenamkan mukanya dengan khusu keatas tanah. Tanpa sadar seluruh hadirin yang dari awal menyimak, ikut bersujud.
Atas kejadian ini kemudian merebaklah berbagai tafsiran tentu setelah ditambah bumbu2 sesuai kepentingannya. Kaum Quraisy yang mungkin malu, memfitnah Rasul telah bersujud dihadapan berhala-berhala mereka. Sementara kaum muslimin menganggap bahwa kaum Quraisy mulai melunak.
Isu yang sampai ke kerajaan Kristen Habasyah, Mekah sudah memeluk Islam dan ini membuat para pengungsi Islam gelisah dan memutuskan balik kembali ke Mekah. Mereka kecewa menemukan bahwa berita itu hanya isapan jempol belaka dan balik lagi ke Habasyah dengan rombongan yang lebih besar. Wallahu a’lam bishawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR