Bertemu pak S pagi, asyik ngobrol Tabulampot. Pensiunan guru olah raga ini masih gesit pada usia over 70. Koleksi Tabulampotnya hebat-hebat, subur dan beberapa lebat berbuah.
Ketika mendengar saya akan pesan buah Tin, ia langsung menukas, “Punya saya saja di cangkok”, katanya. Pak S terus mendesak saya kerumahnya. Siang itu juga, setelah mengasah pisau tanaman, bersepeda saya bawa semua perlengkapan.
Dia sudah menunggu malahan sudah tersedia peralatan termasuk obat perangsang akar. Pohonnya sudah lebih dari 2 meter dan banyak cabangnya. Seperti layaknya seorang dokter saya mulai bekerja. Media saya pakai rumah cacing yang masih aktif, antara gembur dan lempung.
Tentu setelah dibersihkan cacingnya. Saya campurkan bubuk halus dari tunggul bambu lapuk dan bekas irisannya saya olesi obat penumbuh akar. Lima cangkokan dan satu potongan bakal stek (next story)–(Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR