Jakarta, Kompas.com-Dirut PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, Sukandar, mengatakan, pihaknya dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri kecil menengah (IKM) yang memproduksi alat perkakas pertanian non-mekanik.
Alat perkakas pertanian non-mekanik yang akan ditingkatkan produksinya oleh IKM lokal antara lain cangkul, sekop, mata garu, egrek, dan dodos. “Kami hanya butuh waktu tujuh menit memenuhi bahan baku sebanyak 20.000 cangkul,” ujarnya di Kemenperin, Jakarta (5/1/2017).
Hal ini merupakan hasil kerja sama antara Ditjen IKM Kemenperin dan PT Krakatau Steel, PT Boma Bisma Indra, PT Sarinah, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia. Menurut Menperin Airlangga Hartarto, selama ini, yang dihadapi IKM : Bahan baku, permodalan, kredit, dan akses pasar.
Melalui pola kerja sama yang dilaksanakan dengan Kemenperin, perusahaan2 BUMN berfungsi menyediakan bahan baku hingga menjualnya sehingga menjadi supply chain yang lengkap.
Dirut PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) Agus Andiyani menyampaikan, adanya komitmen MoU ini, pihaknya tidak akan menggunakan lagi izin impor alat perkakas pertanian. Ini mendukung langkah pemerintah meningkatkan produksi alat perkakas pertanian dalam negeri berharga kompetitif sekaligus menghidupkan iklim usaha bagi IKM.
“PPI siap memasok ke seluruh pelosok Tanah Air dengan 34 cabang yang kami miliki,” tuturnya.
Dirut PT Boma Bisma Indra (Persero) Rahman Sadikin mengakui akan mampu mengisi kekosongan produksi alat perkakas pertanian non-mekanik yang saat ini sudah bisa dikerjakan oleh IKM.
“Kami memiliki kapasitas produksi sebanyak 250.000 unit cangkul per bulan, yang kami garap di pabrik Pasuruan dengan luas tujuh hektar. Ini yang akan dimanfaatkan sebagai penunjang produksi alat-alat pertanian dalam negeri,” katanya.
Hal senada juga disampaikan Dirut PT Sarinah (Persero) GNP Sugiarta Yasa, yang siap membantu pemerintah untuk mengurangi ketergantungan produk impor, khususnya pada alat perkakas pertanian non-mekanik.
“Kami akan bantu distribusinya sehingga petani mudah dapat alat2” katanya. Sebelumnya, persoalan cangkul impor jadi polemik di masyarakat ketika PT PPI mengimpor kepala cangkul Juni 2016 dari China sebanyak 86.190 unit. (Pramdia Arhando Julianto; Bambang Prio Jatmiko; http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2017/01/05/220241326/bahan.baku.pembuatan.pacul.lokal.siap.dipasok.krakatau.steel)-FatchurR