P2Tel

Kesehatan-Obat gawat air panas

Suatu hari (lebih pas-nya tengah malam), saya tidur sendiri, tidak di rumah. (seperti syair lagu saja).  Tiba2 dada terasa sangat sakit, kiri dan kanan, badan dingin, lemas, gemetar, napas sesak. Waduh, apa ini namanya serangan jantung? Apa gejala stroke? Apa harus opname? Apa malaikat maut sudah dekat?

 

Wah, gawat, panik. Serius. Acara pertama yang bisa dan mudah dilakukan ya berdoa saja, semoga kalau harus “menghadap” mohon diampuni dosa. Mohon pertolongan juga, agar kembali sehat bagaimana. Sambil berusaha mengambil napas panjang-panjang agar oksigen banyak masuk ke paru-paru.

Acara kedua, mencari solusi. Apa ya? Apa harus ke rumah sakit? Wah, kalau sendiri tidak sanggup, bernapas saja sulit, badan lemas, apalagi tengah malam. Minta tolong orang lain takut membuat mereka panik. Lalu saya terpikir hasil pengobrolan beberapa jam sebelumnya dengan teman.

Saya paksakan bangun, lalu merebus air putih. Setelah mendidih, panas, saya tuang di cangkir kecil, lalu saya tuang ke “lepek” atau lapik alias alas cangkir. Saya minum saat masih panas sekali (namun agak dingin sedikit), artinya tidak sampai membuat bibir terluka karena panas.

 

Saya habiskan satu cangkir itu. Lalu saya minum satu cangkir lagi. Hasilnya? Badan mulai hangat dengan cepat. Lama-lama terasa enak, walau masih lemas, sakit di dada mulai sembuh. Akhirnya esoknya saya bisa bekerja, padahal malamnya saya sudah khawatir tidak bisa melanjutkan pekerjaan.

“Obat” ini saya dapat dari teman, dalam pengobrolan beberapa jam sebelumnya. Saya bersyukur, ternyata Tuhan YME telah “menyiapkan” solusi sakit saya beberapa jam sebelumnya, saya tidak tahu kalau tidak ada pengobrolan dengan teman saya ini.

Kisahnya : Teman saya ini dulu punya masalah kesehatannya, kolesterol tinggi dan kawan2 kolesterol itu. Apalagi juga kelebihan berat badan. Dia harus rutin mengkonsumsi obat2an dari dokter. Entah siapa yang memberi tahu, dia sering dan banyak minum air panas (bukan air hangat), bahkan dia sanggup meminum air dari dispenser langsung.

 

Maksudnya tidak menunggu lebih dingin dulu. Hasilnya kolesterol dan kawan2nya menjadi normal. Obat rutin dari dokter yang banyak, pelan2 dikurangi jumlah dan frekuensinya. Dari tiap hari menjadi tiap dua hari, tiap tiga hari, dst. Tentu tetap kontrol ke dokter.

Begitulah, saya sudah mempraktekkan “obat air panas” ini dan terbukti efektif. Saya yakin kalau kita rajin meminum air panas (bukan hangat) akan membawa kesehatan. Penjelasan ilmiah begini (biar nampak ilmiah, padahal logika saya saja) : Sehabis meminum air panas, darah akan menjadi panas.

 

Darah yang panas ini akan mengencerkan lemak darah alias kolesterol yang ada di pembuluh darah dan jantung. Ibarat selokan atau pipa air dibersihkan dari kotoran, endapan dan sumbatan. Darah panas juga memperlebar dan melenturkan pembuluh darah, sehingga memperlancar aliran darah. Ibarat selokan, dilebarkan, ibarat pipa diperbesar.

Dengan demikian aliran darah di tubuh menjadi lancar. Darah mengalir lancar adalah prasyarat badan sehat walafiat. Oh ya, kalau air panas bisa memperbaiki kesehatan, maka sebaliknya air dingin tentu bisa mengganggu kesehatan.

 

Jadi bagi kita yang tidak 100% fit, kalau test kesehatan nilainya bukan A atau B, namun C atau malah D (A = sehat walafiat, B = ada kekurangan sedikit, misalnya ada gigi bolong, C=sudah ada pantangan dan makan obat, D=sudah harus ada tindakan / ke RS dan makan obat) sebaiknya hindari minum dingin. Oh ya kalau C sudah tidak bisa menjabat jabatan yang “strategis”.

Obat air panas memang mudah, murah, meriah dan mujarab. Mantap. Anda mau mencoba? Cobalah.

Catatan :
Dari diskusi dengan teman, yang saya alami itu bukan serangan jantung, sebab kalau serangan jantung jantung, dada kiri sakitnya luar biasa dan keluar keringan dingin segede biji jagung rebus. Saya juga men-duga2 sakitnya, mungkin angin masuk ke dada (serius, soalnya di tubuh saya ini kadang angin suka ke mana2 : perut, dada bahkan ke kepala), dan atau capek, kurang tidur dan stres. (Widartoks 2016; dari grup FB-MKPB Telkom)- FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version