Masuk warung kupat tahu Magelang, mind-set harus betul2 diubah. Kupat tahu Magelang tidak seperti bayangan kita Kupat Tahu Singaparna, berbumbu kacang kecap yang kental, atau Kupat Tahu Cepu yang bumbu kecap hitam dengan tokolan, atau Tahu Petis / Tektek Surabaya. Kupat tahu Magelang berbeda.
Semula saya kurang cocok masakan ini, terlampau manis. Belakangan setelah agak lama di Jogja saya mulai suka, apalagi setelah mencicipi Kupat Tahu Dompleng, di Blabak pinggiran Magelang kearah Merapi. Bumbu dari kupat tahu ini lebih mirip kuah sangat encer dan rasanya sedap serta tidak asing. Saya habiskan kuahnya yang manis pedas ini sampai piringnya kering tandas.
Penasaran saya coba membuat sendiri. Pertama saya rebus gula merah, garam dan saya cemplungkan lengkuas serta daun salam. Dua terakhir inilah yang membuat kuahnya terasa sedap dan segar. Sementara itu, di kompor yang lain saya goreng sedikit kacang tanah.
Kemudian dengan cobek lebar saya gerus cabe rawit, sepotong kecil bawang putih, sedikit garam dan kacang goreng sampai lembut. Sementara itu bekas gorengan kacang, saya pakai menggoreng tahu, komponen utamanya.
Ketika itu rebusan kuah matang, saya campurkan ke cobek, aduk sampai tercampur rata. Dengan wajan yang sama, yang saya cuci bersih terlebih dahulu, saya menjerang sedikit air. Setelah mendidih, saya cemplungkan taoge dan irisan kubis. Jangan terlalu matang, cukup menjadi layu saja dan saya tiriskan.
Pekerjaan hampir final. Sediakan piring cekung, karena masakan ini berkuah. Pengganti kupat, saya pakai nasi, apa boleh buat. Saya potong tahu gorengnya diatas piring, saya bubuhkan rebusan kubis dan taoge, baru saya tuangkan kuahnya. Mustinya ada brambang goreng dan irisan daun seledri, maklum dapur rumahan, jadi tidak cukup lengkap. Selesai. Ayo sarapan . (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR