P2Tel

Bermenung buruk sangka-Curiga dan tuduhan

Jaman bujangan, Pak Sabar menumpang atau istilahnya “in de kost” atau sekarang “kos” di rumah kawan kantornya yang lebih tua dan sudah berkeluarga. Rumah ini lumayan besar dan mempunyai tiga kamar. Pak Sabar menempati salah satu kamar.

Pada suatu malam, saat tidur, Pak Sabar bermimpi buruk. Ketemu makhluk menakutkan, Pak Sabar ditindih sampai sulit bernafas. Begitu terbangun, nafasnya ter-sengal2. Pak Sabar lalu berfikir, ini makhluk dari mana? Apakah di rumah itu ada penghuni lain? Maklum rumah itu pernah kosong agak lama dan sebelum ditinggali, Pak Sabar ikut “kurve” atau kerja bakti membersihkan rumah itu.

 

Ataukah gangguan itu dari rumah sekitarnya? Atau ada yang memelihara? Akhirnya Pak Johar jadi agak curiga, jangan-jangan ada yang mengganggu atau berniat tidak baik kepadanya. Rasa curiga dan penasaran ini akhirnya membebani pikiran Pak Sabar.

Suatu waktu, keluarga yang ditumpangi Pak Sabar tadi pulang kampung dua pekan, jadi Pak Sabar tidur sendirian selama itu. Ternyata selama dua pekan itu tidak pernah ada gangguan aneh-aneh. Lalu Pak Sabar berfikir dan berfikir kembali.

 

Akhirnya ditemukan jawaban. Mimpi buruk itu terjadi karena badan tidak sehat, denyut nadi sangat lambat dan tekanan darah terlalu rendah. Ketika berolah raga, maka badan menjadi sehat, normal dan tidak mimpi buruk lagi.

Belum lama ini Pak Sabar bertemu tetangga. Dalam pembicaraan itu, sang tetangga mengatakan bahwa lebih dari sekali menilpun dan meng-sms Pak Sabar, namun tidak ada respon. Dari nada bicaranya, sang tetangga tadi berprasangka atau malah menuduh Pak Sabar mem-“blok” nomor dia sehingga tidak bisa menghubungi Pak Sabar.

 

Sudah Pak Sabar jelaskan bahwa dia dalam beberapa tahun terakhir tidak pernah mem-blok nomor orang, namun tetangga itu nampak tidak percaya. Dari raut mukanya nampak sang tetangga ada rasa tidak senang ke Pak Sabar. Hal ini jelas merupakan kerugian baginya dan bagi Pak Sabar, sebab selama ini hubungan mereka baik dan akrab.

 

Bagi Pak Sabar, dicurigai tetangga tak jadi masalah, sebab tidak melakukan hal yang dituduhkan. Justru merasa prihatin, sebab tetangga itu jadi punya beban pikiran atau perasaan, yaitu perasaan tidak senang ke Pak Sabar itu. Hal2 begini (curiga, menuduh) kalau diceritakan ke orang lain, malah bisa menimbulkan gosib dan fitnah yang tidak perlu, apalagi jika satu kampung semua tahu.

Demikian, buruk sangka, curiga apalagi sampai menuduh sebelum ada bukti akurat, akan merugikan. Terutama bagi yang berburuk sangka, curiga apalagi menuduh itu, sebab membebani pikiran dan perasaannya. Bisa menyebabkan sakit, sakit hati (baca : jantung), mag dan berbagai penyakit lainnya, bahkan sakit jiwa.

Kalau prasangka atau tuduhan diceritakan ke orang lain atau mengambil sikap dan atau tindakan lebih lanjut, bisa membuat masalah baru, misalnya pertemanan menjadi renggang, bahkan perseteruan. Hal demikian sudah sering terjadi di masyarakat.

Maka, seyogyanya kita tidak mudah buruk sangka, curiga, apalagi sampai menuduh jika kita belum tahu persis kebenarannya, sebab minimal akan membebani pikiran dan perasaan kita sendiri. Selain menjadi beban, juga akan merugikan kesehatan.

Catatan : Tulisan ini tidak ada kaitan dan mohon jangan kaitkan dengan politik. (Widartoks 2017; dari grup FB-ILP)- FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version