Kita layak bersyukur ke Tuhan, karena masih berkesempatan menikmati kemerdekaan. Dengan merdeka berarti kita harusnya terbebas dari segala penjajahan, penindasan, dan penguasaan bangsa asing, dan bangsa sendiri. Jadi bangsa berdaulat, bertanggungjawab dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Kini harusnya membuat kita makin dewasa. Apakah kita sudah benar2 merdeka, atau setengah merdeka? Jangan2 merasa terlepas dari penjajahan bangsa asing, kita di Zona Nyaman. Secara politik dan ekonomi kita belum mampu berdaulat sepenuhnya.
Berbagai kegiatan menyemarakkan HUT RI berlangsung di berbagai tempat. Tentu panitia menyediakan acara2 menarik missal: Adu cepat balap karung, lomba makan kerupuk, tiup balon, karnaval, panjat pinang dan lomba2 cabang OR lainnya. Dalam memaknai arti kemerdekaan apakah cukup dengan cara seperti itu?
Apakah Anda tidak khawatir jika suatu saat nanti bangsa kita akan jadi bangsa lemah, tidak lagi bisa berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan? Saya yakin, tentu saja tidak.
Mengisi kemerdekaan tak cukup dengan ber-senang2, tapi harus perhatikan dampak yang akan terjadi. Begitu pentingnya “BREAKING THE HABITS” menyentuh dan menggugah bagi setiap diri manusia agar dapat berperan menjawab tantangan zaman, mengubah karakter bangsa menuju masyarakat yang bersih dan bermartabat.
Kita wajib berjuang lebih cerdas mengisi kemerdekaan, sehingga cita2 bangsa tercapai. 71 tahun menikmati usia kemerdekaan bukan waktu pendek. Itu bisa dicapai karena komitmen seluruh komponen bangsa untuk terus mengawal dan mengisi cita2 kemerdekaan.
Masalahnya, walau lama kita merdeka, sebagian besar masyarakat belum merasakan nikmatnya arti kemerdekaan. Indonesia negara yang kaya sumber daya alam. Tapi apa arti semua itu bagi kelangsungan hidup bangsa kita jika tidak dikelola dengan baik dan benar?
Adakah keuntungan yang membuat masyarakat berpenghasilan senilai penghasilan perkapita negara2 maju di luar sana? Tahukah Anda emas dari Freeport-Papua yang berkilau dan melekat di leher, tangan, dan jari ratusan juta warga dunia, tapi 150 juta rakyat Indonesia hidup dalam kemiskinan?
Tahukah Anda, pesawat terbang dan mobil di berbagai negara dibuat dari nikel Sulawesi dan biji besi dari Kepri. Di Indonesia suku cadang mobil masih impor. Tahukah Anda jutaan mahasiswa di Eropa dan AS jadi ilmuwan dunia karena nyala listrik dari batubara Kalimantan. Sementara belasan juta rumah2 pedesaan di Indonesia masih kegelapan ?
Tahukah Anda ratusan juta keluarga di berbagai negara tidak kedinginan di musim dingin karena pemanas dari gas Aceh, sementara berapa banyak bangsa kita yang masih memasak dengan kayu bakar karena tak mampu beli gas?
Tahukah Anda bahwa milyaran orang di dunia bepergian setiap hari dengan kendaraan yang bergerak karena BBM dari Indonesia, sementara di Indonesia jutaan rakyat di pedalaman Sulawesi dan Kalimantan sering mengalami kesulitan BBM?
Tahukah Anda, jutaan rumah mewah di negara2 maju dibuat dari kayu berasal dari Sumatera, Sulawesi, Kalimantan dan Papua. Di Indonesia puluhan juta rakyat justru tidak punya rumah. Tahukah Anda, protein di tubuh milyaran manusia di dunia berasal dari ikan yang hidup di Samudera Indonesia, sementara masih banyak anak-anak di Indonesia yang menderita kekurangan gizi?
Tahukah Anda, Indonesia disebut sebagai negara agraris karena tanahnya subur dan sawahnya membentang luas jutaan hektar, tetapi mengapa beras dan bawang pun masih impor dari Thailand atau dari Malaysia yang negaranya jauh lebih kecil dari Indonesia?
Tahukah Anda bahwa berternak merupakan salah satu mata pencaharian utama di Indonesia, tapi mengapa sebagian penduduk Indonesia masih mengonsumsi daging hasil impor dari Australia?
Walau ada sebagian rakyat yang bisa hidup sejahtera, tetapi rakyat di negeri ini banyak yang terjerat kemiskinan dan derita yang sangat menyakitkan. Jadi, kemerdekaan ini sesungguhnya untuk siapa? Hanya untuk segelintir orang atau untuk seluruh rakyat Indonesia?
Ternyata perjuangan belum berakhir. Semoga saja, ke depan nanti, hasil pembangunan pasca kemerdekaan ini dapat dinikmati seluruh rakyat Indonesia. Salam Barokah. Aamiin YRA. Wassalam, (Muchtar A.F; www.startc.co; www.muchtar-af.blogspot.com dan FB & YouTube: Muchtar A.F)-FR