P2Tel

Sholat ter-buru2

1-Sholat adalah mi’rojnya seorang  Muslim.
Rosul Saw dimi’rojkan ke sidrotul muntaha dan  berkomunukasi langsung  dengan  Alloh Swt. Kita dimi’rojkan dan diberi kesempatan berkomunukasi dengan Alloh  Swt saat sholat. Seyogyanya kita berbahagia saat bisa melakukan hal itu, karena bisa berkomunikasi dengan yang sangat dicintai.

 

Walaupun  tidak akan bisa diperbandingkan, kita merasakan kebahagiaan saat bertemu/ngobrol dengan seseorang yang kita cintai. Harusnya kita berbahagia saat berkomunikasi dengan Dzat yang sangat kita cintai.

2-Sholat = dzikir = do’a.
Dalam sholat bacaannya penuh  dzikir dan do’a. Inilah bentuk komunikasi kita, memuji, bersyukur, memohon perlindungan / pertolongan dan curhat yang terstruktur di bacaan/do’anya. Seyogyanya semua dihayati tidak terbatas dibibir saja, kita yang bukan berbahasa Arab mencoba dalam hati dengan bahasa kita mengiringi apa yang diucapkan lewat bibir. Semuanya dengan tartil dan tuma’ninah.

3-Ibadah adalah kebutuhan.
Semua perintah Alloh berkaitan dengan kewajiban beribadah adalah untuk kepentingan manusia karena manusia adalah makhluk lemah. Seyogyanya kita menjadikan sholat sebagai kebutuhan, merupakan tahapan lebih lanjut dari pengguguran kewajiban.

 

Jika masuk dalam tahapan ini Insya Alloh keinginan menikmati sholat bisa tumbuh dan berkembang dengan menikmatinya dan  memanjangkan bacaan sholat. Memang ada “potensi” riya dalam memanjangkan bacaan sholat, tahap awal agar potensi riya ini bisa dieliminasi, memanjangkan sholat saat sholat sunnah spt tahajud di rumah.

 

Saya pernah baca status  Ustadz Firanda  bahwa untuk mengurangi perasaan riya di hati saat kita berbuat kebaikan adalah dengan memperbanyak kebaikan tersebut, sehingga akan terbiasa dan kita dalam hati tidak memperdulikan pendapat orang lain karena Lillahi Ta’ala, begitu pula dalam memanjangkan bacaan sholat.

4. Kita melakukan kebaikan termasuk  sholat se-mata2 untuk kita sebagai mana firman-Nya “In ahsantum ahsantum li anfusikum” yang artinya “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri”.

 

Mudah2an sholat yang tidak ter-buru2 termasuk kebaikan dan mudah2an bisa mengurangi penyesalan kita kelak karena Rosululloh Saw bersabda “Semua Bani Adam yang meninggal dunia kelak menyesal, yang berbuat maksiat menyesal karena tidak menghentikan maksiatnya, yang berbuat baik menyesal karena tidak memperbanyak kebaikannya. Wallohu’alam. (Nanang Hidayat; dari grup BPTg)-FR

Tulisan Lainnya :

Exit mobile version